Mendaki ke Gua Selarong, Gua Diponegoro
Sahabat kebun RyNari pastinya akrab dengan sejarah perang Diponegoro kan? Yup salah satu monumen perekat ingatan adalah Gua Selarong yang berada di Bantul, Yogyakarta. Ini oleh-oleh ringkas kunjungan singkat untuk para sahabat.
Usai dari melipir sejenak di Candi Sambisari, dalam perjalanan sowan Ibu di rumah 3B, saya mampir Selarong. Tak jauh dari kawasan Kasongan, juga museum cokelat Monggo. Jangan khawatir, akses jalan kondisi bagus dengan penanda arah yang cukup banyak.
Memasuki Dusun Kembangputihan, Pajangan, Bantul. Pengunjung segera mengenali trade mark kawasan yaitu patung Diponegoro menunggang kuda. Mari bersiap. Ulurkan biaya retribusi dan parkir segera labuhkan kendaraan di areal parkir yang rindang. Tersedia peta sehingga kita nyaman melangkah ke mana.
Menyusuri jalanan di kaki punthuk yang sedang berbenah. Berdandan dengan aneka tambahan ornamen penyemarak kawasan. Mata kita dimanjakan dengan tempat workshop kipas batik, mulai dari produksi serut tulang kipas dari bambu, hamparan calon kipas yang dijemur.
Nah sampailah kita di dasar jajaran tangga yang menjanjak. Yup posisi gua Selarong berada di tebing gamping. Lumayan menanjang buat emak-emak yang jarang berolah raga. Namun tak perlu kecil hati, bisa rhat sejenak di ayunan ataupun bangku di taman yang berada di setiap teras bangku yang berada di sepanjang lereng pendakian.
Pendakian yang berbuah manis. Mari tengok ke bawah, alamak rimbun hijau segar pepohonan di pereng punthuk. Segera pandang tersergap penanda sejarah Gua Selarong. Wisata sejarah yang mengasikkan, mengenang dan menyerap semangat perjuangan P. Diponegoro terhadap kesewenangan penjajah.
Pada bagian selasar ini terdapat gua Kakung tempat istirahat P. Diponegoro yang berdampingan dengan gua Putri tempat kediaman Ibu R. Ayu Retnaningsih selir P. Diponegoro yang setia. Terlihat ceruk rendah tempat beristirahat. Membayangkan pendakian dan istirahat di alam relatif terbuka demi perjuangan.
Terdapat gardu pandang di puncak punthuk, namun saya menyerah tidak mendakinya. Penataan kawasan bagian atas ini sangat apik. Selain kenyamanan juga dirancang sistem drainase yang bagus sehingga areal tidak tergenang saat hujan.
Terdengar gemericik lemah disisi gua. Amboi….terlihat air terjuan yang saat kunjungan debit terbatas. Pemilihan markas yang strategis, sumber air bersih terpenuhi. Tebing yang dilapisi oleh vegetasi alami aneka jenis.
Menatap tebing gamping terjal, mata dimanjakan dengan parade guratan akar hidup yang menembus dari pepohonan di puncak bukit. Jadi ‘photo booth’ alami pengunjung seselfian.
Sengaja tidak disajikan sejarah P. Diponegoro dan perjuangan beliau. Biar terasa dolan di alam asri penyimpan misteri perjuangan.
Masih punya waktu luang? Saat turun kita bisa menikmati areal ngariung di lembah yang datar. Sangat sejuk di kerindangan pohon, dibelah oleh aliran sungai kecil yang berasal dari dasar air terjun. Beberapa bocah asik bermain air di kali dengan aneka bentuk bebatuam ini.
Kebayang asyiiknya piknik, gelar tikar dengan kerabat maupun sahabat. Buka bekal yang dibawa dari rumah. Atau mau berbagi rezki dengan pemilik warung di sekitar wisata. Beberapa penjual adaah ibu-ibu sepuh.
Buah lokal tergantung musim juga banyak dijajakan. Saat itu saya menjajal sawo, duwet hingga buah ciplukan. Tanpa menawar, hanya nibani mengulurkan selembar uang untuk beberapa buah lokal ini. Menurut adik, di Selarong ini saat musim srikaya banyak dijajakan dan manis legit.
Mangga ditunggu blusukan di Gua Selarong, Bantul, DIY.
Apik, asri alamnya. Perlu napas panjang nih buat mendaki tangga itu, hehe…
Sepakat Uda, tebing di lingkungan asri. Mendaki bertahap, capai istirahat di taman eh tahu2 mencapai area gua seraya menyerap nilai perjuangan P. Diponegoro.
Aku jadi penasaran kak dengan Goa Selarong ni, sayang udah gk di Jawa lagi hiks
Winny kini saatnya eksplore aneka wisata termasuk sejarah di SumBar ya. Salam
buah duwet ini ku kenal dgn sebutan JAMBLANG.
dulu waktu SD suka manjat pohonnya yang ada di halaman sekolah. Kalo kena getah buahnya, bikin seragam putih sekolah ada bercak merah keunguan yang gak bisa hilang. Sampe rumah diomelin mami deh. Hahahaha
Aloo Jeng De… Terima kasih sudah singgah di musim dingin ini.
Aha kenangan si jamblang ikut melanglang di negeri minyak ya.
Salam hangat kami.
Rumaah pacar sayaaa deket sama gua selarong ini hehehe. Kemarin mau mampir masuk, tapi takuuuuut wkwkwkw. ._.
Tapi masih dibuka untuk umum kan yaaaa sampai sekaraaaang?
Hayuuk mampir ke Gua Selarong saat berkunjung ke rumah pacar. Ramai pengunjung koq.
alamnya asri banget .. kebayang jaman dahulu pasti tempat ini betul2 tersembunyi.
apakah disana juga diceritakan detil peperangan dan peristiwa penangkapan pangeran Diponegoro ?
salam
Semesta mendukung persembunyian P. Diponegoro ya.
Sayangnya tidak ada rincian penjelasan, di bagian atas gua hanya paparan singkat. Di pelataran sedang dibuat aneka papan penjelasan semoga merangkum sekilas perjuangan beliau ya. Salam
oke banget nih bude berhasil manjat sampai Gua Selarong…,
naksir duwetnya …, baru beberapa kali lihat pohonnya saja, belum pernah makan buahnya sih
Masih terjangkau meski lumayan ngos2an mbak. Yup duwet kaya antioksidan.
Selamat berakhir pekan