Pesona Seruling Samudra
Menghela nafas seraya menatap takjub keelokan fenomena alam…. Diiringi nada yang khas, muncullah semburan air mancur dari celah lempeng karang bebatuan dibalik gagahnya sphinx karang yang terbentuk oleh proses abrasi di Pantai Klayar. Penduduk setempat menyebutnya seruling samudra, para ahli menuliskan itulah geyser. Petikan Situs Pantai Klayar: Minatan Situs: bentang alam, litologi, neotektonik. Karakteristik Situs: pantai landai yang diisi oleh pasir putih, singkapan batu pasir gampingan berperairan sejajar dan batu gamping yang terkekarkan dan tersesarkan sea stack dan tafoni, efek pompa gelombang yang menghasilkan fenomena geiser (seruling samodera).
Berduabelas bagian anggota dasawisma Anggrek, kami melakukan perjalanan ke Pantai Klayar di Desa Kalak, Kecamatan Donorejo, tlatah Pacitan (Jawa Timur) yang keeksotikannya kawentar. Empat jam perjalanan nan lancar sejak pukul 6 pagi menghantarkan kami ke belokan arah pantai dari jalur utama Wonogiri-Pacitan. Hati semakin girang saat di pertigaan menatap tanda arah Goa Gong 7 km, Pantai Klayar 19 km. Jalan awal masih mengkilap halus dan tetiba mobil berada di jalur mengular tak mampu bergerak oleh membludaknya pengunjung ke Goa Gong dan terutama oleh ketidak sabaran kendaraan yang menyalip yang membuat macet tanpa bisa maju ataupun mundur dipadu perbaikan jalan di jalur Goa Gong-Klayar. Walhasil jarak yang hanya 19 km membutuhkan waktu tempuh 2.5 jam. Lamanya perjalanan seolah tersaput saat dari loket yang mematok tiket 3K per pengunjung terlihat ceruk bermahkotakan tanaman kelapa berdinding bukit karang dengan air biru berkilau. Hamparan pasir putih nan lembut, debur ombak khas pantai Selatan yang bergelora menyambut kami di kulminasi 12.30an.
Menatap ke arah Barat tersaji bukit dengan gazebo di puncaknya, jalan beton penghubungnya menawarkan pandangan lepas ke bentang alam tepian Samudra Indonesia. Kaki ini memilih melangkah ke Timur menyusuri permadani pasir. Tak kuasa menolak bujukan Pak Pono tukang ojek yang menawarkan mengantar kami berdua ke ujung Timur dengan tarif 50K pp dan menunggu selama kami mau. Sepanjang perjalanan ke Timur, bagian pantai yang landai ini begitu riuh dengan pengunjung.
Saatnya menatap keelokan alam… hempasan gelombang direspon dengan kepasrahan bukit karang menyisakan bagian karang nan keras yang teguh tahan uji terkekarkan, membentuk punthuk kecil terpisah dari daratan menyerupai bentang Tanah Lot dalam ukuran mini. Tebing-tebing karang diseputaran punthuk ini membentuk formasi berjenjang saat surut seolah lempeng tangga bebatuan dan saat gelombang besar menerpanya olala alangkah cantiknya bangunan air terjun alami bertingkat. Tak heran pemilik kamera berhidung panjang berjajar menanti periode pasang surut yang silih berganti untuk membekukan kenangan elok ini. Gambar cantiknya saya titipkan di blog sahabat yang melabelnya a waterfall caused by strong waves.
Di sebelah kirinya menjorok ke tengah samudra, menjulang bangunan alam karang teguh yang berdamai dengan proses abrasi. Gagah terkekarkan laksana sphinx bukan di gurun pasir namun di pusaran gelombang. Merapat di tebingnya terdapat semacam pelataran dan bahkan tangga besi untuk naik merambat ke kaki sphinx. Saat gelombang pasang menerpanya pelataranpun tertutup hempasan buihnya. Apakah gerangan keindahan yang tersembunyi di balik punggung karang menjulang tersebut? Disanalah terdapat pelataran belakang lempeng yang tersesarkan yang secara berkala mengirimkan muncratan air dengan suitan serulingnya. Melihat langsung medannya bisa membayangkan keberanian sahabat-sahabat yang memajang foto bersama seruling samudra.
Merespon rasa kepengin tahu kami, pengemudi ojek memberi tahu arah mendaki puncak bukit di sebelah kirinya dan dari puncaknya kami bisa menikmati penampilan dan permainan seruling samudra. Menguatkan tekad kami berdua laskar lansia dengan pelan mendaki bukit dengan akses setapak dengan dasar tanah lepas sesekali menjadi bidang luncur alias kepeleset. Puncak bukit berupa semi padang rumput kering serasa sabana mini berpadu pandan laut. Terengahnya nafas mendaki terbayar dengan keelokan teluk curam di sebelah kiri yang penuh dengan pandan di tebingnya, aliran terowongan antar teluk serta hempasan gelombang samudra tanpa hambatan. Memandang ke kanan tersaji bentang alam nan luas, penikmat pantai dan pelancong yang menyemut, bangunan air terjun yang fantastis bila diabadikan pada media video. Persis dihadapan di bawah kami diujung bukit terpapar halaman belakang karang sphinx menjulang yang tidak terlihat dari garis pantai. Beberapa kali kami menikmati atraksi seruling samudra meski tak mampu mengabadikan keelokannya. Saatnya turun, menghampiri pengemudi ojek yang mengantarkan kami kembali ke parkiran.
Membayang angan bila di dekat loket Pantai Klayar dibangun semacam theater yang menyajikan film dokumenter baik dari aspek keelokan maupun penjelasan geomorfologisnya. Pengunjung mendapat gambaran utuh dari bentang alam Klayar sebelum memasuki area, sesaat ingatan ke Yehliu dengan obyek serupa atraksi abrasi laut, tersedia sudut penjual kartu pos dengan gambar khas aneka sudut dan kekayaan alam Klayar. Penyiapan penduduk setempat yang berperan sebagai pedagang, petugas parkir, ojek motor serta tak lupa tentunya perilaku pengunjung untuk lebih bisa menghargai warisan geologi, hingga saatnya Seruling Samudra dan Pantai Klayar menjadi bagian dari bentang Geopark Pacitan yang belum berhasil lolos dalam ajuan ke UNESCO dan menyusul Geopark Batur di Bali yang telah mendapat pengakuan resmi.
Konsep geopark ini mengintegrasikan pengelolaan warisan geologi (geological heritages) dengan warisan budaya (cultural heritages) dari suatu wilayah untuk tiga tujuan utama, yakni konservasi, edukasi dan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, keberadaan sebuah Geopark tidak hanya membawa misi konservasi dan ekonomi saja, tetapi juga harus dapat menjadi media edukasi dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Prosedur pengusulan geopark tingkat dunia dialamatkan ke UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) yang secara teknis ditangani oleh Global Network of National Geoparks (GNG). Persiapan dan kesiapan akan dinilai oleh assessor dengan 5 point besar indikator yakni tata ruang dan geologi, management pengelolaan, persepsi dan pendidikan lingkungan, kepentingan perspektif pariwisata dan terakhir keberlanjutan pembangunan ekonomi kewilayahan. PemKab Pacitan dengan dukungan semua pihak sedang dan selalu berbenah. Meluncur ke Pantai Klayar yook.
Ping-balik: Cantiknya Cantigi di Kawah Sikidang | RyNaRi
pacitan selalu menjadi pilihanku untuk berlabuh
____
Pilihan labuhan yang tepat, elok mempesona. Terima kasih tlah singgah
wow .. selalu terpesona mbak walau sebelumnya sudah pernah baca tentang pantai cantik ini di blog kawan Blogger lain
___
Sama Jeng Elly, terpikat dengan postingan di rumah maya sahabat shg saat kel dawis menetapkan kunjungan ke Klayar langsung OK
Salam
selalu saja dirimu berbaik hati , Ry
untuk ikut serta mengajakku mengagumi hasil karya Sang Maha Karya yang tak tertandingi keelokannya
Beribu ribu syukur terucap hanya dengan memandangi keindahan foto foto disini ….
Terimakasih Ry untuk kebaikan hatimu ini 🙂
salam
___
Sama-sama, terima kasih juga untuk kebaikan Bunda Ly berkenan singgah dan mencicip coretan kebun
Keelokan karya jiwa selalu digelar di blog Bunda Ly
Salam
Cantik nian bentang alam Klayar ini Mbak Prih. Ayo kita terus bermimpi agar pemerintah peduli merawat aset-aset seperti ini 🙂
____
Iya Uni warisan geologis yang unik cantik. Bahu membahu antara pemerintah dan setiap komponen masyarakat untuk kelestarian situs elok ini. Salam
Tumpukan batuya itu loh Bun, keren abiiisssss…. 😥
___
Halo Faris apa khabar? sepakat keren bentukan batu abrasinya
wahhhhh…bagus bangettttttt, Bu Prih. Saya jadi sangat penasaran dengan semburan air dan suaranya. Pengen banget bisa ke sana bu Prih..
____
Ayo Jeng Dani diagendakan jelajah wilayah Pacitan, keeksotikan kota 1001 goa dan pantai indah.
Selamat berakhir pekan
Wow, yang ini termasuk daerah Jawa Timur. Tak kalah indahnya dari the Great Ocean Road yang terkenal dengan 12 Apostles (sekarang tinggal 8 karena habis terkikis erosi) dan London Bridge. London Bridge adalah lapisan batu kapur yang menonjol kearah laut dan bolong bawahnya seperti jembatan.
Cerita ttg London Bridge Ingat waktu itu Januari 1990 waktu kami pergi ke Great Ocean Road. Waktu mau jalan diatas London Bridge yang atasnya cukup lebar, tiba-tiba tanpa tahu kenapa saya jadi panik dan gemetaran. Saya berteriak kearah suami dan anak saya yang sudah jalan jauh didepan supaya kembali karena takut akan runtuh. Malah mereka mentertawakan saya dan mulai menyanyi London Bridge is Falling Down. Saya Betul takut dan tak jadi jalan diatasnya. Persis besok harinya di berita TV kami melihat London Bridge ini betul-betul runtuh. Ada beberapa turis terperangkap diujung dan harus diselamatkan dengan helokopter. Untung tak ada yang cedera atau meninggal.
Balik ttg blog ini, saya akan catat pantai Klayar. Nanti kalau ke Indo pasti akan dikunjungi 🙂 Semoga akan segera tercantum sbg. Geological & Cultural Heritage Unesco.
____
Mbakyu, selalu kagum dengan keelokan 12 rasul batu penjuru yang jumlahnya semakin berkurang ini,
Melihat gambar London Bridge sebelum runtuh dan sesudahnya, kebayang paniknya mbakyu dengan firasat London Bridge is Falling Down, duh duh yang runtuh bagian dekat daratan pula sehingga jembatan tepian samudranya jadi tak terjangkau. Apresiasi dengan kesigapan aparat, kejadian seheboh itu tanpa korban cidera apalagi meninggal.
Mangga Mbakyu, Klayar Pacitan menunggu saat liburan di Indonesia dan amin doanya untuk geopark Pacitan.
batu-batunya cukup besar ya bun, itu main-main du pantainya aman gak?
___
Untuk anak-anak relatif aman Jeng, karena biasanya di pasir pantai plus pengawasan penuh orang tua. Yang bikin jantungan justru remaja yang main ke area berbahaya melanggar bendera merah, Salam