Belajar Budaya Keagungan Gunungapi Merapi
Terpikat dengan pictures and notes mengenal budaya Mataram di kesejukan lereng Merapi yang ‘adi edi’ (berharga dan indah), kami mengkhususkan waktu mendaki lereng Merapi di Kaliurang. Harapan membubung langsung terhempas saat di loket mendapati tanda ‘untuk sementara tidak menerima tamu’….. Mendapat informasi simpatik dari petugas saat itu rombongan pelajar sekitar 300 orang yang sudah booking sedang dalam perjalanan dan sudah dekat, untuk memberi pelayanan maksimum maka museum baru bisa membuka kembali untuk pengunjung langsung setelah pk 14 yang segera diisi oleh pengunjung yang rela dengan sabar menanti di pintu masuk museum. Segera berhitung waktu saat itu pk 12.45 dan kereta api mas mbarep memasuki stasiun Tugu pk 14.30 yah tujuan menikmati pembelajaran di Museum Ullen Sentalu seraya menjemput mbarep gagal deh….
Langsung ganti haluan dengan sesanti tak dapat belajar di Museum Ullen Sentalu, belajar di Museum Gunungapi Merapi (MGM) pun sungguh berharga. Melintas pelataran parkir yang luas, mata disuguhi arsitektura gedung megah berundak, berdinding kelabu dengan pelisir merah magma di pintu masuk dan bentukan prisma di bagian atap.
Menapaki belasan undakan kelabu mengingatkan saat mengunjungi candi lalu disambut serambi depan dan loket tanda masuk seharga 3K per orang atau 8K dengan menikmati theater. Memasuki ruangan luas sejuk menatap replika gunung api Merapi. Pada dinding disebelah kanan pintu masuk disajikan denah ruangan sehingga pengunjung dipandu menikmati ruangan demi ruangan tematik.
Mengawali dari dinding di sebelah kanan lobi disajikan alur filosofi pembangunan MGM. Konsep arsitektura dari aspek kegunungapian dengan bentuk dasar desain memusat dan kerucut. Konsep budaya lokal merangkum filosofi lini Utara-Selatan dari G. Merapi-Tugu Putih – Keraton – Laut Selatan yang disarikan pada konsep Imago Mundi (keraton sebagai pusat dunia). Studi artefak arsitektura candi di Jawa dengan wakil candi Sambisari, candi Sari, candi Ratu Boko dan candi Prambanan. Analisis dari masing-masing konsep dipadukan melalui sintesis pola bentuk arsitektura.
Implementasi desain mewujud pada pintu utama berundak sebagai representasi Candi Ratu Boko. Tapak utama mengacu pada sistem Utara Selatan folosofi Jawa. Bentuk pelataran merangkum arsitektural candi. Bangunan utama merupakan fusi dari candi, falsafah Utara Selatan berpadu dalam gunungan. Atap tertinggi merupakan representasi dari Tugu Yogya.
Tersedia fasilitas kursi roda bagi pengunjung yang memerlukan. Langkah yang dipujikan bagi eduwisata.
Penataan foto berlatar cekung mengikuti pola memusat meminimalkan kebosanan pengamatan bidang datar. Penjelasan tidak hanya berfokus pada gunungapi Merapi, namun juga gugusan gunungapi di Indonesia hingga tsunami. Gunungapi Merapi dari pendekatan teknos hingga mitos disajikan. Meski hari libur pengunjung tidak padat, semoga bukan karena minat yang belum tergugah. Berikut sebagian dari yang kami nikmati.
Kehidupan di sekitar gunungapi dari masa ke masa, sendi-sendi demokrasi dibangun, gunungapi memberikan diri berupa materi secara langsung energi panas maupun kesuburan lahan di lerengnya hingga kini tren wisata gunungapi. Sungguh gunungapi inspirasi kehidupan. Semuanya berpusat dan mengerucut pemaknaan simbol yang bersumber dari yang Maha Tinggi.
Kubah Merapi bagian yang langsung berkenaan dengan aktivitasnya menarik untuk disimak, aneka wajah kubah yang diamati dari aneka sisi maupun masa ke masa. Tak heran menjumpai pyayi sepuh yang mengamati dengan serius mungkin membandingkan kubah Merapi saat beliau kanak-kanak, muda hingga kini.
Bagian yang paling mengundang pengunjung dari kanak-kanak hingga orang tua adalah sisa perabotan dari reruntuhan dampak erupsi. Perabot tersebut menjadi penghubung emosi jiwa antara pengunjung dengan pemilik perabot dan Pemilik kehidupan.
Mengamati dinamika batuan hasil erupsi dari masa ke masa menjadi catatan sejarah tersendiri. Seolah batu bertutur antar kejadian erupsi.
Mengamati pajangan sayatan tipis batuan sungguh mengagumkan dibalik pejalnya batuan tersusun mineral dengan aneka warna. Teringat pelajaran turmalin, serpentin dll. Beberapa menjadi batu mulia yang sangat mahal.
Naik ke lantai atas tersedia ruang theater, aneka dokumentasi dan ruang-ruang dengan pilar putih menjulang maupun pencahayaan lengkung yang dramatis. Mau berfoto ria….
Gunungapi Merapi selalu berkaitan dengan mitos salah satunya adalah Nyai Gadung Melati yang dianggap sebagai pemimpin pasukan makhluk halus sekaligus pelindung lingkungan sekitar. Dikisahkan Nyai Gadung Melati menyampaikan isyarat bahwa Merapi akan meletus melalui kehadirannya di mimpi masyarakat kaki Gunung Merapi. Sosok Nyai Gadung Melati digambarkan sebagai wanita berparas cantik berbusana warna hijau daun melati (bisa disandingkan dengan mitos Nyai Roro Kidul).
Sebagian nukilan dari kunjungan ke Museum Gunungapi Merapi, sarana edukasi modern dengan budaya yang lekat. Pengingat bahwa antara manusia dan gunungapi senantiasa terikat, upaya mitigasi, konservasi menjadi bagian dari keselarasan alam. Tertinggal pesona film dokumenter maupun menantangnya lava tour dengan jeep terbuka, semoga menikmatinya lain waktu. Selamat berkunjung….
Ping-balik: Jadah Merapi, antara Mbah Carik Kaliurang dan Mbah Karto Selo | RyNaRi
bintangtimur said:
Kagum dengan sayatan batuannya, mbak Prih…kagum juga dengan kelengkapan museum ini…semua hal yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti menarik dan informatif ya!
Trima kasih sudah dibagi cerita dan foto-foto ini, mbaaak…
🙂
____
Urang gunung melihat museum gunungapi jadi ndheprok memelototi sayatan batuan nih Jeng Irma, senang sekali bila banyak yang senang berkunjung ke MGM. Salam