Peta Buta
Generasi saya dahulu ada mata pelajaran Ilmu Bumi, kalau sekarang disebut Geografi yang termasuk rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Salah satu model ulangan Ilmu Bumi adalah mengisi peta buta. Hah peta buta….yup kepada siswa diberikan wilayah dan diminta menyebut semisal nama kota, atau menamai gunung ataupun sungai utamanya. Materi ulangan ini sangat saya sukai meski tidak selalu betul menjawab soal yang diberikan. Kesukaan menuntaskan tantangan peta buta bermula dengan kesukaan kami ‘membaca atlas’.
Loh atlas koq dibaca bukankah isinya peta…. Inilah keistimewaannya, saat kami belajar atlas, Bapak mengajarkan kepada kami membacanya. Saat melihat nama kota X, beliau mendongeng tentang keutamaan kota, hasil buminya, bahkan sejarah. Semisal kota Banyuwangi di ujung Timur pulau Jawa, dikaitkan dengan Raden Menakjingga dan Blambangan, industri perikanan Muncar pun jalur penyeberangan ke P. Bali. Bengawan Solo, dijelaskan sambil bersenandung tembangnya Gesang serta aneka kisah menariknya. Meski belum ada kurikulum terpadu, Bapak mempergunakan atlas semesta dunia sebagai media kami belajar aneka informasi dan menatanya dalam kesatuan, kebayangkan kalau saya mengatakan ‘membaca atlas’. Pada gilirannya mendapat pelajaran kartografi bukan berarti saya bisa membuat peta dengan baik dan benar, pun juga tak bermakna tidak kesasar meski berbekal atlas. Nampaknya kecerdasan spasial saya tidak berbanding lurus dengan ketebalan atlas.
Bersyukur sekali kini tanpa perlu mengendong atlas, hampir setiap pengguna hape mampu mencari informasi kewilayahan. Bahkan bisa menerawang kemacetan arus lalu lintas dan mencari jalur alternatif. Sistem Informasi Geografi (SIG) maupun Global Positioning System (GPS) menjadi bahasa keseharian yang terintegrasi dalam aneka penggunaan. Mungkin sekarang tidak perlu ketrampilan peta buta.
Kembali ke peta buta, saya mengambil provinsi Jawa Tengah sebagai bingkai. Terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota yang menyusunnya. Salatiga memiliki keunikannya, Kota tanpa Kabupaten. Kebanyakan ibu kota Kabupaten bernama sama dengan sebutan kabupatennya, namun ada yang berbeda. Semisal kabupaten Semarang beribukota di Ungaran, kabupaten Grobogan di Purwodadi.

Klik peta untuk link ke sumber
Kabupaten yang sering menyita perhatian saya saat kecil adalah daerah di Barat Daya Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat. Cilacap…yak Cilacap, saat itu berkali harus diyakinkan bahwa Cilacap adalah bagian Jawa Tengah. Meski namanya khas dan bersaudara dengan Ci..Ci..yang lain di Jawa Barat (selalu ada anomali dalam asosiasi). Untuk mendaratkan di benak kecil saya, Bapak mengandengkannya dengan Pulau Nusa Kambangan. Menorehkan memori Nusa Kambangan, tidak hanya dari sisi pulau pembuangan, namun juga cerita silat bagaimana perjuangan para jawara mendapatkan kembang Wijayakusuma yang mampu menghidupkan orang mati yang pada gilirannya diperbaharui maknanya bahwa keharuman nama dan perbuatan baik yang menjadikan seseorang selalu hidup dalam kenangan.
Cilacap hingga sekarang tetap membuat saya penasaran. Mengapa? Hingga kini saya belum pernah berkesempatan mengunjunginya. Setiap saya melihat peta Provinsi Jawa Tengah, dibarengi gumaman kecil inilah kabupaten di Jateng yang belum disambangi, ha mbok ya dolan blusukan atau mampir sambil macul. Sahabat, pernahkah belajar peta buta? Adakah kota atau wilayah yang membuat penasaran di seputar sahabat ?
terima kasih banget, nih lagi nyari untuk anak pesta siaga
Sebelum melihat peta diatas, kalau ditanya Cilacap itu dimana, saya pasti akan jawab Jawa Barat. Habis kan yang pakai Ci itu kan biasanya di Jawa Barat. Saya sudah banyak lupa peta-peta Indonesia.
lah pernah Urang Bandung, mojang Priangan akrab dengan daerah Ci ti cai ya. Sudah sekian lama tak bermukim di Indo, sekarang ganti akrab dengan alam Ausie, malah saling melengkapi keindahan dari Selatan khatulistiwa. Salam
Wah kita sama nih Bu. Cilacap selalu masih kelewatan buat disambangi. Padahal katanya banyak pantai indah di sekitar Cilacap
Melihat garis pantainya yang panjang, yang terbuka ataupun terlindung oleh P. Nusakambangan, pastinya menghadirkan citra fajar dan senja yang cakep ya Pak. mode ngompori..
Mbak Pri waktu SD saya juga dapat pelajaran membaca peta buta. Tapi tentu saja saya tidak pernah lulus. Jangankan membaca peta buta membaca Google Maps yang sudah jelas-jelas saja saya suka terbalik 🙂
Toss Uni Evi, saat blusukan ada kalanya dipandu tou leader, ada kalanya gunakan GPS penduduk setempat hehe..
Pernah belajar peta buta, kala itu mata pelajaran ini salah satu pelajaran yang aku nga suka. karena dulu sifatnya menghafal trus banyak bangat.
Akupun mengira cilacap itu bagian dari jawa barat, hehehe 🙂 dan sampai sekarang belum sempat berkunjung. pdhl punya tmn yang bolak balik ngajakin aku kesana.
Nah itu, dengan kombinasi menghafal dan cerita dongeng menarik belajar apapun jadi menarik ya.
Tetep saja saya nyerah kalau diajak belajar yoga dan menyelam, hehe…
Semoga lain waktu bisa menyempatkan blusukan ya Lina, alamnya menawan. Yoga diiringi musil Samodera Indonesia di Cilacap asiik ya.
Udah lamaaa gak denger istilah peta buta lagi. Makasih bu Prih, jadi bikin nostalgia jaman sd – smp lagi nih 😀
Sama-sama Jeng Lis, ini lagi masa nostalgia.
Masak apa hari ini? nunggu sajian menu seminggu ah