Tag
Desa Tlogoweru, karantina Tyto alba, manajemen dan networking, Manajemen Tukang Roti ala Pak Tedjo, predator tikus, rumah burung hantu (rubuha)
Manajemen Tukang Roti ala Pak Tedjo
Siang itu kami jagongan gayeng di rumah Pak Tedjo, seraya tangan menjumput suguhan dari barisan toples bernuansa Iedul Fitri yang memenuhi meja. Sahabat kebun mengutarakan maksud menimba ilmu dan pengadaan burung hantu untuk wilayah yang sedang didampinginya. Segera Pak Tedjo menekan sejumlah tombol dan kontak dengan Ibu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten X yang berdekatan dengan wilayah dampingan sahabat kebun. Deal….jejaring kerja dirajut. Dengan santai Pak Tedjo menyampaikan, untuk menimba ilmu dengan senang hati beliau berbagi, untuk pengadaan burung hantu dan dampingan teknis, beliau menghubungkan sahabat kebun dengan Dinas terkait yang bertetangga wilayah.
Tengah asyiik jagongan, bergabung tamu lain dari suatu instansi yang mewartakan visitasi dari pusat ke desa Pak Tedjo, berkenaan dengan penghargaan suatu kategori. Dengan ramah santai beliau menyatakan siap dan berkoordinasi tentang beberapa hal. Loh siapa sih Pak Tedjo, koq desanya ramai amat dengan aneka kunjungan? Beliau adalah Bapak Soetedjo, kepala desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Tlogoweru…..yup itulah desa wisata pusat pengembangan Tyto alba alias si owl, desa dengan aneka penghargaan. Pak Tedjo pun mendapat predikat kepala desa inovator, melanglang buana manca dan Nusantara menumpang burung besi berkat ‘digendong’ burung hantu.
Salah satu guyonan yang ngangeni adalah saat beliau bertutur tentang manajemen tukang roti. ‘Ibarat tukang roti, dalam produksi roti saya menggunakan gaya seduluran. Untuk tepung menggunakan produk sedulur A, gula dari sedulur B, telur dari peternakan sedulur C, mentega dari sedulur D. Bersamaan itu saya menjaga silaturahmi dengan sedulur E yang berkiprah sebagai tukang rosok maupun sedulur F empunya kolam lele’. Loh bisa ditangkap gegara koncoisme alias paseduluran dong Pak, canda kami. Kalau sang tukang roti seduluran dengan produsen lele, bukan karena ada varian produk roti rasa lele, namun untuk antisipasi bila sebagian roti tidak terserap ataupun diterima pasar, dari pada mubazir dapat dioper sebagai pakan lele. Manajemen tukang roti, berkarya berprinsipkan kemitraan, memperkuat jejaring kerja alias networking, bagian dari manajemen yang banyak diulas, disampaikan oleh banyak pihak dan tetap memberikan sentuhan pribadi saat dikemas oleh Pak Tedjo. Menguasai hal teknis lingkup kerja sesuai tugas pokok fungsinya dan tidak menutup peluang belajar hal di luar ring langsung kedinasan.
Sebelum antrian tamu lain menyela, kamipun pamit undur diri untuk melihat parade rubuha kak owl (rumah burung hantu) di hamparan persawahan, matur nuwun Pak Tedjo, selamat selalu berkarya. Karena kunjungan di siang hari para Tyto alba sedang istirahat di dalam rumahnya untuk malam hari beraksi mengejar tikus (predator tikus) memenuhi hasrat hidupnya dengan hasil samping panenan padi petani terselamatkan dari serangan tikus. Kamipun sejenak singgah di karantina Tyto alba. Mari menikmati roti eh manajemen tukang roti ala Pak Tedjo?
Manajemen Tukang Roti ala Pak Tedjo itu contoh KKN yang positif ya Bu…
KKN positif…endahe saduluran, indahnya persaudaraan
Salut dengan manajemen tukang roti a la Pak Tedjo, sarana menjaga silahturahmi. dan tentang burung hantu itu, baru kali ini tau kalo burung hantu dibudidayakan, pasti sangat membantu petani mengendalikan tikus sawah ya Bu Prih.
Lah Jeng Lianny beneran ahli baking roti dan memasak. Iya Jeng memanfaatkan predator alami. Salam hangat
Burung hantu yang dibudidayakan sebanyak apa?
Sebanyak ratio/perbandingan antara populasi burung hantu dengan luasan sawahnya.
Pak Tedjo, kereenn… Saya jadi iri melihat banyak orang seperti Pak Tedjo ini yang dari gaya-gayanya hanya bertujuan untuk mengejar “meaning” daripada hanya sekadar materi. Salut…
Cukup banyak’Pak Tedjo’ lain yang berkiprah di bidangnya masing2 yg memberikan hidupnya bagi masyarakat, ya mas. Melakukan apa yg bisa dilakukan. Salam
Betul mbak. Yang paling penting itu memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar, bukan hanya menjadi hebat karena kekayaan, kepopuleran, atau kekuasaan semata.
Ya mas, setiap komponen belajar memberikan manfaat bagi sesama titah ya. Terima kasih saling sharing nya.
Pak Tedjo manajemennya harus ditiru nih..
Mari…mari yang cocok…dicoba…begitu ya Uni. Salam
Bu Prih itu burung hantu dibudidayakan kah?
Betul Lina, dibudidayakan dan secara alami membantu petani mengendalikan tikus sawah.
Mbak Riiii….mohon maaf lahir batin yaaaa… *salim*
Lama sekali saya ndak sowan ke WP… Semoga mbak sekeluarga selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT…aamiin..
Kangeeeen… 😊
Jeng Dewi…apa khabar? duh kangen banget baca postingan Diajeng. Terima kasih kami sehat, harapan senada kelg Jeng Dewi diberkati kesehatan dalam perlindungan Tuhan. Sekalian mohon maaf lahir batin. Salam hangat untuk keluarga di Nürnberg.
Terima kasih mbak Ri..bulan-bulan yang berat kemarin itu mbak, sedang disentil Allah..AlhamduliLlah.. Jadi berhenti dulu menulis, pdhl kangeeen hehe..
Salam hangat juga buat mbak Ri sekeluarga 😊