Taman Budaya Sentul
Temani kami jalan pagi yook, ajak Mbak Mas mbarep. Yuup mbak mbarep perlu cukup jalan jelang sambut anugerahNya. Kita jalan di taman aja yaak, jelas mereka. Toh Simbok tetap senang dengan kebersamaan ini.
Dugaan awal mau ke Taman Wiladaltika atau Buperta yang nyaman buat jalan. Ooh ternyata ke arah Sentul City. Jreeng kami berada di Taman Budaya. Nampaknya ini salah satu tempat favorit mereka buat nyantai. Siip, tempat baru buat Simbok, penasaran dengan predikat Taman Budaya.
Mari awali dari halaman pendapa besar dengan kolam pancur dan pepohonan yang teduh. Protokol kesehatan ditegakkan. Pengunjung bermasker, memasuki pendapa suhu dipindai juga disediakan perangkat cuci tangan.
Menuruni tangga yang diapit kolam teratai, berujung di hamparan lapangan berumput luas dengan pagar gunung di kejauhan. Areal berumput yang dinamai dengan mini sabana, minimal pengunjung berimajinasi suatu saat berkunjung ke sabana.
Mari lanjut lemaskan persendian memutari areal Taman Budaya hingga keringat lumayan bercucuran. Menyusuri lorong pepohonan dengan keteduhan alami. Selain olah raga jalan kaki, cukup banyak pesepeda, terbayang saat perjalanan menanjak menuju lokasi.
Tersedia food court, kebayang kalau suasana normal bakalan ramai. Berjajar parade kuliner yang menggoda selera. Suasana khas Bogor, melalui jajaran penjual buah.
Hari masih pagi, juga bukan libur akhir pekan. Namun pengunjung makin siang makin meluber. Tetap masih nyaman tidak sampai berdesakan sehingga jaga jarak tetap dapat diberlakukan. Apalagi kami memang memilih areal yang paling sepi.
Nah sambil ngaso, istirahat dan nyemil plus ngopi, Simbok jadi bertanya-tanya. Lah Taman Budayanya mana sih Mas Mbak. Yah areal ini loh, Ma. Simbok masih moda bingung. Dalam bayangannya ini Taman Budaya di Kabupaten Bogor, mungkin ada ruangan atau nuansa parade budaya Bogor.
Sore beberapa hari kemudian, kembali Mas Mbak mbarep mengajak Simbok dalam jadwal jalan sorenya. Weladalah kembali ke Taman Budaya. Mari sesap suasana sorenya.
Waktu belum tunjukkan jam pulang kantor, namun pengunjung luar biasa penuh. Ooh budaya kerja dari rumah digeser kerja dari tempat nongkrong. Beberapa grup kecil berjarak pada beberapa kedai kopi dan kuliner kekinian.
Jalan-jalan sore berujung pada makan malam disorekan, sekalian di tempat ini. Mari pilih lokasi dengan sirkulasi udara bagus, saling berjauhan dengan sesama pengunjung. Apa kekhasannya kak? Hot plate dan panggang dengan api kayu, ya wis.
Dari dua kunjungan beda waktu, saya mencoba menikmati Taman Budaya ini. Sebenarnya nggak perlu repot-repot karena dari brosur dan aneka artikel dijelaskan ini adalah wahana kegiatan out door. Aneka fasilitas, juga pendukung budaya kuliner.
Template di benak Simbok saja yang mereka-reka Taman Budaya, apalagi diawali masuk semacam bangunan pendapa, bakalan jumpa galeri budaya. Entah perangkat seni, atau dokumentasi dinamika budaya.
Mari nikmati sebagai sarana budaya olah raga. Nah kan, benar. Begitu banyak pengunjung yang berawal dari turun kendaraan sudah siap dengan perangkat olah raga jogging. Beberapa kendaraan terlihat memuat sepeda.
Juga sarana budaya bersantai bersama buah hati. Sejak gerbang awal terlihat keluarga mungil dengan sepeda mereka. Berada di sekitar lapangan eh spot sabana terlihat beberapa keluarga bermain bersama.
Topangan sepeda, becak mini juga tersedia. Mengenalkan buah hati dengan mencoba sarana transportasi sederhana. Menikmati kegiatan menggambar dan mewarnai di area terbuka. Rasa aman dan nyaman, tersedia ruang medis juga.
Budaya menikmati kebersamaan di sore hari. Perpaduan alam, pepohonan dan penerangan menjadikan suasana kebersamaan sore menjadi indah. Apalagi kalau suasana kesehatan dunia sudah membaik.
Budaya suguhkan kreativitas. Jajaran tempat usaha perlu saling unjuk kreativitas untuk menarik pengunjung. Entah varian sajian, suasana dari sejuk hingga minimalis.
Menarik koq, minimal sudah merasakannya sebagai wahana budaya membuhul kebersamaan. Terima kasih Taman Budaya Sentul.
harumhutan said:
semakin sore semakin tjantik suasananya ya bu…
jepretannya serasa berada di sana, bagus nian…
rynari said:
Menikmati taman budaya dalam bingkai budaya olah raga, nongki dan ngopi hee
bersapedahan said:
sudah lama banget tidak kesini …. suasananya sekarang lebih berbeda … tambah lebih menarik.
baru tahu … ternyata di hari bukan weekend juga tempat ini ramai 🙂
rynari said:
Nah punya data suasana sebelumnya sehingga terlihat perubahannya ya. saya baru pertama melongok. Ramai….
Ai said:
Menarik sekali taman budaya-nya 🤩🤩
rynari said:
Terima kasih sudah singgah, Mbak Ai.
Ai said:
Sama-sama Ibu Prih 🙂
Allisa Yustica Krones said:
Alangkah nyamannya jalan2 di sini kalau suasana aman ya bu. Anugerah-Nya berupa cucu kah bu? 😍
rynari said:
Nyaman Jeng…duo R bisa salurkan aktivitas mereka. hehe…
Dugaan tepat. Salam sehat yaak
Avant Garde said:
Meski kirain ini taman budaya sunda atau semacam taman budaya di solo atau jogja, isinya cukup memikat hati ya Bu Prih 🙂
rynari said:
Aloo Mas Isna, iya jadi budaya bersyukur setiap kejadian menarik dan dapat memikat yaak
Olive B said:
asik ya .. bulan lalu cuma lewat depannya saja hehe
rynari said:
Iya mbak, blum nyaman ya mau dolan-dolan. Salam sehat
Olive B said:
paling dolanan ning warung depan rumah mbak hahaha