Sisi Lain Koloseum Roma, Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO
Menyebut negara Italia, saat ini kala Pandemi Covid 19 melanda, menghadirkan rasa miris dengan tingkat kematian yang tinggi. Menyoal hal lain, Italia memiliki banyak sekali situs warisan budaya dunia UNESCO. Mengingat kekaisaran Roma yang luar biasa jaya.
Berkunjung ke Pusat Bersejarah Kota Roma pastinya sayang kalau tidak menelusuri beberapa petilasan agung. Salah satunya adalah koloseum yang selalu padat pengunjung.
Menerawang bangunan koloseum, membayangkan gedung raksasa dengan kapasitas 50.000 orang. Peninggalan sejarah berbentuk ellips dengan sebutan aslinya Flavian Amphitheatre. Menyoal sejarah pun keelokan arsitekturanya telah banyak diulas penulis.
Menikmati koloseum dari halaman tanpa memasuki bangunannya, mengingat ramainya pengunjung. Amatan malah pada sisi-sisi lain kesejarahan. Keberadaan tank dan mobil patroli polisi Italia di kawasan ini menghadirkan rasa tegang sekaligus nyaman.
Kunjungan pada pertengahan bulan April 2017, saatnya kericuhan di Perancis. Antisipasi sigap dari kawasan wisata di Eropa Barat segera bersiaga. Paduan rasa tegang dan nyaman menghadirkan sisi waspada. Menghindari kerumunan namun juga tak menyebar sendirian keluar dari rombongan dolan.
Mengupayakan keamanan pengunjung Koloseum Roma
Malah sempat-sempatnya menyoal gradasi formasi jalan. Ada yang berupa batuan asli berdampingan dengan cone block penciri kota lama di Eropa dan rasanya diadopsi di banyak tempat. Mendongak ke atas mengawati kawanan burung yang terbang melintasi kawasan tanpa takut dengan kerumunan manusia.
Saat perhatian tercurah pada bangunan koloseum yang melegenda, saya malah terpikat dengan keanggunan ornamen gerbang masuk kawasan. Terlihat gagah mengawal pengunjung membanjiri bangunan koloseum.
Mata nyalang melihat kegiatan di sisi koloseum. Pancang besi penopang, ornamen batu bata merah terekspos. Ooh nampaknya perawatan dan identifikasi bangunan asli pendukung tetap terus berlangsung. Sisi sejarah yang kian melengkapi kemegahan koloseum.
Entah mengapa, berkunjung ke koloseum yang menakjubkan tak mampu menghapus sisi kengerian yang ada di dasar hati. Sejarah arena gladiator. Unjuk kekuatan antara manusia dengan binatang buas.
Hanya ada hidup atau mati. Entah penantang atau yang harus dikalahkan yang akan binasa. Ada pahlawan, ada tahanan pun ada budak yang harus beradu. Sambil perjalanan kembali ke bus, mata saya masih nyalang mencari dan meyakinkan pandang.
Sahabat jalan yang hafal dengan perilaku simbok dolan dengan halus menganggukkan dagu. Jepreet bangunan lama beratap rendah dengan pintu jeruji besi. Pastinya banyak kisah terjalin dari dalam bangunan tersebut. Menyentuh hati pengunjungnya.
Yah sekilas sisi lain dari kemegahan Koloseum Roma Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO. Wuit.. pembaca tidak harus satu rasa dengan tulisan ini. Banyak sisi keriaan, pembelajaran dari kawasan koloseum ini loh.
Masih terawat dengan baik, itu hebatnya mereka, melestarikan , menjaga dan merawat dg apik peninggalan sejarah yg menjadi bagian kenangan,,,
Salah satu penilaian dari UNESCO adalah perawatan dan kebermaknaan, tanpa itu bisa dicabut statusnya. Kini kita punya beberapa Warisan Budaya Dunia UNESCO, semoga juga terjaga. Salam sehat
zaman sekarang aja lihat bangunan detail seperti ini takjub apalagi karya zaman dahulu dengan teknologi “seadanya” ..
btw kalau emak2 matanya lebih detail ,,,, bisa perhatian sama gradasi formasi jalan .. hahaha
zaman pandemi ini .. tempat in kosong melompong pastinya
Aha, detail nyaris mirip jelalatan.
Betul sekali, masa pandemi ini, sektor pariwisata benar-benar ngedrop, sepi sekali di setiap obyek atau malah ditutup kunjungannya.
Foto-foto yg menarik, bikin kangen Roma 😂 gak nyangka dg kondisi korona saat ini di negara sana. Semoga cepat pulih
Kangen suasana kota aroma kekaisaran Romawi ya mbak Ai. Amin semoga badai corona segera berlalu. Salam sehat
Iya, Ibu Prih ☺️
Aamiin Aamiin
Salam sehat selalu
Wisata sejarah yang luar biasa. Bangunan2 zaman dulu sangat indah dan gagah ya, Bu. Padahal dulu belum ada semwn.. 🙂
Perjalanan yang sungguh menyenangkan.
Terima kasih Mas, berkenan singgah. Kritis banget, tanpa semen merangkai batu ya.
Salam sehat selalu
Kemegahan Koloseum di Itali masih terawat dengan sangat baik ya, bu.
Bahkan, sisi lain dari Koloseum yang jarang terekspos masih bisa menyisakan sedikit rasa ‘ngeri’ bagi yang membaca sejarah.
Semoga pandemi coronavirus ini segera mereda ya.
Salam sehat selalu ya, bu Peri kebun.
Terima kasih, kunjungan dan sapaan hangat Uni YSalma.
Harapan kita bersama bangsa Indonesia dan umat di bumi ya Uni. Badai segera berlalu. Pengingat keterbatasan kita umat ciptaan. Tetap sehat ya keluarga di Cileungsi. Salam hangat
Edyannn…kondisinya bersih banget ya? Ya Tuhan, jauh banget dengan kondisi fasilitas bersejarah di Indonesia. Kalau bersih gitu jadi betah ya Mba? Adem banget liat fotonya…
Terima kasih telah singgah, mari silakan dinikmati suguhannya. Roma mengemas ‘bangunan dan kawasan bersejarah’ sebagai wisata dunia. Komitmen memelihara sebagai bagian pendapatan wilayah. Salam
Apa yang membuat negara setempat begitu menghargai tempat bersejarah Mba?
Negara setempat bangga dengan pencapaian budaya leluhur. Dikuatkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia. Kini ‘menghidupi’ negara sbg daya tarik wisata. Salam dolan
Segala sesuatu kalau dipelihara dengan baik bisa berumur panjang. Contohnya koloseum ini. Warisan kejayaan masa lalu yang menakjubkan. Orang masa lalupun sudah menggunakan teknologi canggih dalam membangun gedung cantik ini.
Semoga mba Prih & keluarga sehat selalu.
Btw, kumpulan novel NH Dini yang saya jual ke mba Prih dulu pasti bernilai lebih, karena kualitas pengarangnya. RIP NH Dini. Walau terlambat.
Halo Uda Alris apa khabar? Terima kasih sapaannya. Harapan yang sama, uda Alris dan keluarga senantiasa sehat oleh berkat Tuhan.
Ooh buku…bukan karya alm NH Dinni, Uda. 1 box sekuntum nozomi karya Marga T. Tetap berharga Uda, karya maestro novel Indonesia.
Salam
Hehe…iya karya Marga T. yang saya punya malah belum ketemu lagi disimpan dimana. 😦