Satu Helai Daun Satu Nafas Kita
Mari sejenak kita menahan nafas…1, 2, 3, . . . n. Hap tidak kuatlah, tersengal menghirup udara segar. Salah satu ciri makluk hidup adalah bernafas. Yak bernafas dengan cara menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida. Semakin banyak jumlah yang bernafas maka oksigen di atmosfer semakin menipis dibarengi penumpukan karbon dioksida. Keseimbangan alam mengaturnya melalui kegiatan fotosintesis penyerapan karbon dioksida dan pembebasan oksigen yang dilakukan oleh sehelai daun. Tepat sekali ungkapan satu helai daun satu nafas kita.
Untuk menjamin ketersediaan oksigen bagi kita, berapa helai daun yang kita butuhkan…. Lalu untuk bernafas seluruh makluk hidup di bumi ini berapa helai daun yang kita perlu pertahankan keberadaannya… Terima kasih keluarga daun yang menjaga eksistensi kami penghisap oksigen untuk tetap ada.
Setiap awal tahun ajaran baru, mahasiswa salah satu PTS di Kota Salatiga menggelar pawai, bila pawai tahun 2012 kebun melabelnya dengan sepada kulanuwun… pawai 2013 kebun menyorotnya dari sehelai daun. Daun salah satu organ tumbuhan dari ukuran sangat mini hingga daun raksasa.
Bila awalnya manusia mempergunakan daun sebagai pembungkus aneka penganan maupun dagangan di pasar, lalu berapa banyak daun yang setiap saat dipangkas… akal manusia menyiasatinya dengan plastik, suatu polimer sintetik. Tak hanya itu lho fungsi dari plastik, dengan aneka karakter aneka sifat dan kegunaannya. Eh manusia itu sungguh unik, aku si gadis plastik…. Dirancang, dipuja, tapi juga dicela bahkan dihujat dengan menonjolkan aneka keburukanku, loh emangnya aku hadir dengan keinginanku sendiri? Kalau dinilai aku gadis plastik membahayakan bumi, bukankah saatnya manusia makluk berakal budi mengelola penggunaanku atau merakit ulang aku dengan komposisi yang ramah lingkungan, hingga aku juga bisa menjadi sahabat daun menjaga bumi?
Kesatuan alam fisik dan makluk hidup menghasilkan pembelajaran yang dinamis yang bertumpu pada kearifan manusia memandang alam. Gunungan sebagai simbol awal keutuhan ciptaan menyerukan kesatuan flora, fauna dalam tatanan kehidupan, agar bumi tidak gonjang…ganjing.
Hi… aku si kera putih Anoman, sahabat Prabu Rama, ingatkan dengan peranku saat mengobrak-abrik taman Ngalengka milik Prabu Rahwana yang menculik Dewi Sinta? Sebagai pelindung satwa hutan, aku menyeru mari saudaraku kita dukung agar gunung dan hutan lestari, paru-paru bumi berfungsi.
Keceriaan berlanjut, kehidupan adalah penataan harmoni. Ritme dan melodi antar tatanan sistem dipadu. Kotekan bambu dan blek saling berpadu, alami dan sintetik saling melengkapi.
Untuk menata harmoni, peran dari gitapati sungguh diperlukan. Tak hanya figur menawan, perlu kemampuan mendengar, menyelaraskan antar komponen dengan aba-aba. Tak hanya mahkota bercahaya, diperlukan kasut kerelaan. Mari sahabat tengok kasutku, terbuat dari eceng gondok. Eceng yang bikin gondok dijalin menjadi kekuatan yang menopang kokoh anggunnya sang gitapati. Duh seandainya setiap gitapati negeri berkenan berkasutkan permasalahan, menganyamnya jadi keindahan.
Karnaval memuat pesan, mari gunakan teknologi secara bijak. Ksatria teknologi gagah memegang pedang. Bagaikan pedang bermata dua, satu sisi mengatasi persoalan, sisi tajam yang lain berpotensi menimbulkan persoalan baru. Setiap pangeran penguasa teknologi memerlukan kelantipan batin agar mampu mengayun pedang teknologi dengan tepat. Menjulang tampilan Ganesha, sang dewa ilmu dan teknologi, meminjam penampakan srati sang gajah. Kekuatan tubuh penggambaran kedahsyatan daya IPTEK, panjangnya belalai duh berapa oksigen yang dia serap persatuan waktu? Untuk menopang kegagahannya sangat dibutuhkan penyedia oksigen, kembali laskar daun menjadi penyeimbang kiprah sang ganesha.
Gemulai Dewi Saraswati mengiringi karnaval…. Beralaskan padma teratai, beralaskan rasa takut dan hormat akan Sang Pencipta awal dari segala hikmat, Takut akan Tuhan adalah awal hikmat pengetahuan. Tak henti manengku puja melalui petikan tasbih, semantara pataka putih kias ilmu pengetahuan yang bersih adalah amanat yang diembannya.
Demikian nukilan kecil dari gempita karnaval kostum Kota Salatiga, Sept 2013 yang lalu, pengingat Satu Helai Daun Satu Nafas Kita
Anak muda kreatif ya Bu, peduli alam dan lingkungan dimana bumi dipijak. Satu helai daun yang tetap menghijau, oksigen terbaik untuk penduduk bumi.
___
Iya Uni, belajar tanggung jawab penyediaan oksigen dari setiap helaan nafas kita. Selamat terus bertanam di halaman ya Uni seberapapun jumlah daunnya.
Satu helai daun satu nafas kita, sangat tepat untuk disuarakan dalam kondisi bumi kita sekarang. Daun dan pohon sangat penting bagi kehidupan…
____
Terima kasih Pak Noer pakar lingkungan, setiap kita terpanggil menjaga helai daun penyedia oksigen nafas kita.
Salam hijau
mbak Prih apa kabar? …. kangen baca ceritanya
___
Terima kasih Jeng Elly, kangen juga saling bersapa melalui cerita
Apa khabar Jeng Elly? semoga tangannya telah pulih ya. Salam
waaah aku suka tuh marching bleknya
unik sekali
hehehe
____
Ayo Dija jalan2 sama Tante Elsa ke Salatiga
Dija juga bisa pinjam panci Tante loh dung-dung-blek..
eh ternyata saya terlewat postingan ini nggih Bu, padahal isinya saya mencoba serap kalimat demi kalimat karena ia terangkai penuh makna. Layaknya rangkain dedauan yang menjadi tampilan elegan dengan memberikan sentuhan dan ajakan terbaik untuk menyelaraskan diri dengan lingkungan.
Kalau dilihat tema dari tahun sebelumnya dan tahun sekarang, sungguh ini konsep karnaval yang patut diapresiasi, karena ia tidak hanya menonjolkan sisi glamour saja, namun ada pesan-pesan khusus agar menjadi manusia lebih arif, manusia yang lebih menonjolkan kearifan lokal. Dan tidak kalah pentingnya, ia tersajikan dalam tulisan yang sangat indah melalui jemari arif Bu Prih.
Salam dari Bumi Bung Karno
____
Konsepnya dirancang dengan indah dan dieksekusi elok oleh teman-teman koq Pak Ies. Tukang kebun mah tinggal ambil aspek dedaunannya saja. Bumi Bung Karno tak pernah lelah menginspirasi penghuni dan pengagumnya. Salam
Ini acara tahunan ya di Salatiga?
Senangnya…
Ayoo kita dukung, biar tanah secuil, tetap dikasih tanaman biar hijau.
____
Leres Ibu, agenda tahunan mahasiswa baru PTS di Salatiga
Senangnya, mendapat dukungan dari Ibu Enny, secuil tanah yang hijau menopang fungsi paru-paru bumi.
Salam hangat
Festivalnya meriah sekali ya. Nggak cuma seru juga menjadi media pengingat betapa pentingnya menjaga lingkungan ya mbak Prih
___
Mata tukang kebun, menikmati karnavalpun yang ditangkap sebatas dunia kebun aja Jeng Ika.
Salam hangat dari Salatiga