Pesona ‘Truntum’

Motif Truntum

Pesona Motif Truntum

Beberapa tahun yang lalu, saya terpikat dengan motif batik cantik simple dengan kombinasi hitam coklat, tanpa banyak pertimbangan bawahan panjang tersebut pindah dari pajangan toko batik Dan** Ha** ke tangan saya. Ooo ternyata motif cantik tersebut adalah ‘truntum’, motif kain kebanggan orang tua saya saat menikahkan kami para putra-putrinya. Jadi malu nih karena kurang mengerti makna motif, tapiii dasar sayang sudah terbeli kalau tidak dipakai tetap saja sesekali dipakai .

Menurut cerita, motif batik truntum ini diciptakan oleh Permaisuri Sunan Paku Buwana III dari Surakarta Hadiningrat yang bergelar Kanjeng Ratu Kencana. Motif ini menyimbulkan ketulusan cinta tak bersyarat, keabadian cinta, cinta yang telah teruji, senantiasa timbul kembali yang bahkan kian terasa berkembang subur alias ‘tumaruntum’. Motifnya secara sederhana istilah saya ‘pating plenik’ seperti taburan bunga-bunga abstrak kecil.

Saat bapak ibu sebagai orang tua pengantin memakai kain tersebut di pernikahan putra-putrinya terkandung makna ‘ing ngarsa sung tuladha’, orang tua sudah lulus dari ujian cinta kasih, hingga layak dan wajib ‘menuntun’ kedua mempelai memasuki kehidupan baru.  Saat tersebut berharap agar cinta kasih yang tumaruntum tersebut akan tumurun kepada mempelai kebanggaannya, perwujudan sikap ‘tut wuri handayani’. Sebuah rangkaian keteladanan dan doa pengharapan tersimbulkan melalui motif truntum.

Pernahkah sahabat salah pilih motif kain, selalu ada pembelajaran dari sebuah kekeliruan.