Tag

, ,

Lebih Empat Jam di Bandara…..

Sahabat RyNaRi, bila Anda dan saya berada di bandara lebih dari 4 jam, ngapain aja yaak biar nggak bosan. Sejumput kisah njegogrok di Bandara A. Yani Semarang lumayan lama. Ada yang bisa disiasati dan ada yang perlu diterima dengan legawa saja.

Senja di Bandara A. Yani Semarang

Jelang liburan akhir tahun para mas mbak berkhabar tidak ada yang bisa mudik. Pencangkul PNS dan BUMN dilarang cuti. Mari dibalik saja, simboknya yang mudik eh ngurban kan urban ke kota, hehe. Beredar khabar ada pembatasan kegiatan. Bergerak lebih awal pertengahan Desember toh dapat bekerja dari tempat lain di luar kebun.

Berburu tiket menuju Halim Perdanakusuma. Mbak agen perjalanan mengatakan tiada jadwal nih, ibu. Coba geser dari Solo. Toh jarak dari rumah ke A. Yani pun Adisumarmo hanya beda tipis. Nihil, mari kembali jadwal awal sekian tahun lalu Semarang-Soekarno Hatta, SRG-CKG.

Selama ini dimanjakan dengan rute Solo/Semarang-HLP. Mengingat tujuan kunjungan mayoritas berada di kawasan ini. Ada di Halim, Cibubur dan seputar exit toll Cimanggis. Saat non pandemi terbiasa taksi ataupun DAMRI dari Soeta, kini anak jemput mamak lansia aja di bandara.

Deal pilihan tiket penerbangan sore burung besi CL SRG-CKG. Pertimbangan sederhana, masih bisa mencangkul setengah hari. Pun penjemput masih dapat bekerja penuh. Mengurangi kurbanan ceritanya.

Untuk penerbangan pk 16, saya terbiasa berangkat pukul 12. Perjalanan  dapat santai juga antisipasi kalau baru dapat melakukan tes antigen paginya. Diiringi hujan lebat sepanjang toll Salatiga-Semarang dan benderang mendekati Semarang.

Aha membuka HP, terlewat pesan masuk melalui SMS. Pemberitahuan dari maskapai kalau ada delay 50 menitan. Ya wislah bakalan nyantai njegogrok di bandara. Pk 13.15an sudah merapat di bandara. Lumayan sedikit ramai dari masa sangat sepi.

Terbang dari bandara A. Yani, pemeriksaan laik terbang dan check in nan longgar

Ooh ada pembeda gate pemeriksaan awal, aplikasi peduli lindungi, masukkan nama, NIK dan tujuan. Cling muncul pernyataan laik terbang. Petugas meminta kami memotretnya untuk ditunjukkan di counter checkin. Integrasi dapa yang sangat membantu.

Lanjut di ruang checkin yang sangat longgar. Apalagi di jeda jam penerbangan. Tetap drop bagasi meski 1 koper ukuran kabin dengan bobot ringan. Bagian menghemat energi punggung, cukup tuk panggul cangkul alias ransel laptop dan tas selempang saja.

Berlanjut ke ruang tunggu, lumayan sedikit terisi untuk jam penerbangan terdekat. Disambung masa sunyi selepas penumpang terangkut. Begitupun aneka fasilitas pendukung semisal gerai buku, aneka santapan. Juga senyapnya terminal keberangkatan luar negeri.

Dinamika ruang tunggu dari sangat sepi hingga agak ramai

Panjangnya waktu menunggu dinikmati santai membaca sambil amatan selintas. Tetiba byuuk calon penumpang berurutan masuk ruang tunggu lalu kembali senyap usai pemberangkatan. Para calon penumpang sangat memperhitungkan waktu, tidak terlambat namun tidak terlalu lama di tempat umum.

Panggilan calon penumpang pesat yang akan kami tumpangi untuk ke meja counter bla…bla… weladalah ada delay service, delay lagi nih selain yang disampaikan secara resmi via SMS tadi pagi. Nikmati saja, berkhabar kepada penjemput yang direspon santuy mawon simbok, kami malah lanjutin kerja hehe.

Delay hingga senja

Memantau tempat duduk yang jadi favorit para penunggu. Aha…. stasiun charge baterai yang relatif penuh tetap berjarak. Lampu penerangan makin banyak yang dinyalakan. Beberapa bunda membujuk buah hati yang mulai rewel. Lah itu mbak penjaga gerai brad bakers mulai menutup etalase jualan dan bersiap pulang.

Posisi favorit calon penumpang

Akhirnya seiring bola surya berpamitan kepada siang, panggilan terbang berkumandang. Langit senja jingga menyambut terbangnya burung besi mengudara. Pk 17 55an penanda foto senja yang saya ambil. Bermakna 13.15 hingga 17.55 alias 4 jam 40 menit menjadi penghuni bandara A. Yani.

Tertidur loh saat penerbangan menyilih masa rehat. Puji Tuhan penerbangan lancar, mendarat dengan mulus dan memasuki Terminal 3. Lumayan panjang jalan kaki dari menjejak di aspal bandara hingga pengambilan bagasi. Sebelumnya berjajar pengecekan barcode EHAC.

Terminal 3 di petang hari

Mas mbak Tengah tilpun nggak bisa jemput di areal kedatangan diarahkan naik 1 lantai ketemu di areal keberangkatan. Berkesempatan bersama mbak pramugari CL dalam lift, mendapat penjelasan sudah lumayan lama rute Semarang-HLP juga dari Malang ditiadakan dan geser ke Soeta. Ooh jadi jelas mengapa nggak pernah dapat tiket ke Halim.

Bagaimana 4 jam di bandara?

  1. Dapat diantisipasi dengan teliti membaca informasi. Jam penerbangan yang tepat. Menghitung lama perjalanan dengan menambah waktu aman. Jangan lupa menengok email atau SMS kalau ada pemberitahuan penundan terbang dari maskapai. Pengalaman saya melupakan sesi menengok SMS.
  2. Nah untuk hal yang tidak dapat diantisipasi, semisal penundaan kedua yang saya alami. Ya wis dinikmati saja. Tetap menjaga prokes di bandara, iseng jadi amatan dinamika ruang tunggu hingga draf artikel hehe.

Catatan: Tumben simbok unggah artikel beruntun…. Menulis cerita ringanpun tetap membantu kesiagaan menata kata. Ada saatnya tengah membuat laporan terhenti karena jeda menata kata, padahal bukan bagian analisis, masih narasi. Mari menulis menstimulasi sinergi otak dan jari. Salam hangat.