Antara Oma dan Glaukoma
Blog kebun campuran alhasil menyajikan segala yang terlintas. Nah kali ini menyoal antara oma dan glaukoma. Loh emangnya ada hubungan khusus? Enggak sih hanya narasi bila oma perlu memahami glaukoma.
Sahabat Rynari mengenal glaukoma? Yup glaukoma merupakan kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata. Hal ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata.
Ceritanya awal Agustus 2019, Oma eyang periksa poliklinik spesialis bagian mata di RSUD dengan keluhan mata kanan terasa kemeng dengan tekanan nyut nyut. Dugaan sok tahu, saatnya ganti kaca mata baca seiring pertambahan usia.
Nah berbekal surat rujukan dari Klinik Pratama sesuai dengan alur layanan BPJS kesehatan, dirujuk ke Poliklinik Spesialis RSUD dengan perlengkapan yang lebih komplit. Usai registrasi dan kelengkapannya, ngantri manis di poli mata.
Pemeriksaan berawal dengan membaca huruf pada jarak tertentu. Untuk jarak jauh fungsi baca masih normal. Nah untuk membaca dengan jarak dekat, terjadi koreksi kaca mata baca yaitu +2,75.
Pemeriksaan berlanjut dengan pengukuran tekanan bola mata dengan tonometri non kontak. Pasien meletakkan dagu pada bantalan dan menempelkan dahi. Petugas, saat itu dokter muda yang koas serasa ‘menembak’ bola mata bergantian. Hasilnya tekanan bola mata kanan dan kiri adalah 27 dan 25 mmHg. Weleh melebihi tekanan normal maksimal 20.
Saatnya menuju meja dokter spesialis mata. Dengan sabar beliau menjelaskan, ini tekanan bola mata cukup tinggi. Mari diperiksa kondisi saraf mata. Pemeriksaan detail dengan foto tertampil di layar monitor. Mendapat penjelasan terlihat penipisan dan penurunan fungsi saraf mata. Sayangnya lupa tidak meminta print out. Mudahnya gejala preglaukoma.
Mari dilakukan pengobatan untuk menurunkan tekanan bola mata. Ada beberapa hal yang perlu dihindari: 1) minuman bersoda, 2) kopi dan 3) teh. Baiklah demi kesehatan saya manut. Obat tetes yang diberikan adalah Xalathan latano prost 0,005% 1x sehari dan cendo lyteers 4x sehari.
Merunut WHO, glaukoma perlu dicermati dan diwaspadai. Disebutkan sebagai penyebab kebutaan kedua setelah katarak. Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat dikelola.
Dengan disiplin tetes dan taat hindari teh serta kopi, hasil pemeriksaan pada bulan September, Oktober, Nopember dan Desember hasil bagus. Tekanan bola mata maksimal 20 mmHg.
Mulai bulan Desember dicoba tanpa tetes Xalathan, hanya pemeliharaan kelembaban dengan Lyteers. Bertahan hingga Januari hasil tekanan bola mata tetap bagus. Wah kalau bulan depan tetap bagus, selang pemeriksaan dapat diperlama tidak harus bulanan.
Hiks merasa hasil bagus, mulai muncul bandel incip kopi dan teh. Tralala pemeriksaan untuk pertengahan bulan Pebruari 2020 tekanan bola mata kembali naik kanan kiri 23 dan 24 mmHg. Juga pemeriksaan bidang pandang. Kembali lah treatment tetes.
Saat jadwal kontrol berikutnya masuk era pandemi COVID19 dan PSBB. Tanpa konsultasi dokter saya menghentikan sendiri jadwal pemeriksaan. Begitupan saat obat tetes mata habis tidak menambah (obat dengan resep dokter) hanya rutin tetes Lyteers.
Mencoba merunut glaukoma. Mendapati ada yang sekunder sebagai akibat dari penyakit lain semisal DM gula darah tinggi ataupun efek alkohol. Sementara yang primer lebih kepada kondisi mata.
Apakah berkenaan dengan umur? Tidak selalu, orang muda juga berpotensi terkena apalagi kalau secara genetis orang tuanya glaukoma. Anjuran untuk kontrol mata lebih lengkap bagi usia jelang 50an untuk deteksi awal.
[Nah selama pandemi, 8 bulan saya tanpa kontrol ke dokter mata. Pada bulan Nopember 2020 sahabat kebun melakukan pemeriksaan karena merasa pandangan kabur, satu mata tidak dapat membaca. Nah dari pemeriksaan awal ada dugaan macular hole dan memerlukan pemesiksaan lanjut ke RSUP Kariadi.]
Tersentaklah si Oma eyang. Bergegas mengurus rujukan untuk pemeriksaan mata. Nah hasil pemeriksaan tekanan bola mata kanan kiri adalah 22,8 dan 25 mmHg. “Aduh Ibu, kalau glaukoma harus hati-hati. Periksa dan tetes rutin” saran dokter. Mendapat tetes mata cendo glaaphen sehari 1x dan lyteers 6x.
Kondisi Desember 2020, tekanan bola mata kanan kiri 19 dan 22,8 mmHg, sedikit ada penurunan meski belum masuk rentang normal. Beneran lah yang kali ini dibarengi tertib tetes mata. Meski belum 100% tertib pantang kopi dan teh.
Oh ya mendapat tambahan pengetahuan glaukoma sudut terbuka, aliran cairan mata yang terganggu, yang dapat dilakukan menghambat kerusakan. Selain dengan tetes mata, pengobatan dengan terapi laser dan operasi.
Nah sahabat kebun Rynari. Mari syukuri anugerah penglihatan dengan merawatnya. Mangga dijadwalkan pemeriksaan berkala dan bila dalam masa pemeriksaan jangka panjang mari bersabar dan tertib.
Salam sehat.
semangat berjarak dengan teh dan kopi mbak Prih 😉
Aloo mbak Olive, pembatasan sementara nih. Salam sehat
Wah sudah sempat turun ke 20, tapi trus naik lagi ya Bu Prih? (Saya tidak paham soal angka ini, ikut artikel saja). Semoga kali ini turunnya lebih awet.
Jadi ingat Ibu saya (kedua mata sudah pernah operasi katarak). Sekian bulan lagi Blio 95, dan sampai sekarang (sejak dulu) kami sudah seperti ritual jam 5 sore teh hangat. Ada tips kah?
Eh saya kok jadi trus seperti kebiasaan ya.. kalau komen sambil mlipir-mlipir cari konsultasi gratis hahaha
Aloo Mas Kuka, salam sehat selalu ya Mas, mari bersama ikuti prokes.
Amin, mugi tekanan bola mata turun ke rentang aman
Sungkem hormat katur Ibunda ya Mas. Mangga ngeteh sore, santai asupan energi, hadirkan rasa tenang apalagi ngeteh bareng keluarga. Saya juga berkala ngeteh koq Mas Kuka. Notif hanya untuk penyintas glaukoma.
Hehe…. ini kan langkah menyukakan hati simbok, jadi menulis lebih panjang. Mangga…..
kalau aku presbiopi, plusnya sudah mentok kata optiknya karena faktor usia, sedang minusnya nambah lagi
Ikutan belajar frasa presbiopi. Inggih Pak Narno, apalagi mantengin hape, laptop dengan layar terbatas, pekerjaan mata lumayan berat.
Salam sehat
Nggih monggo
Semoga mata Oma lekas sehat kembali. Amin. 😀
Amin. Terima kasih Mas Her. Buat sahabat kebun, mangga jaga anugerah kesehatan mata. Salam sehat.
Omaa.. harus ikuti anjuran dokter ya.. dan rutin kontrol. Urusan mata memang butuh ketelatenan dalam menjaganya.
Salam sayang dan sehat selalu buat oma 🧡
aloi Uni Bundo…. tarimo kasi. Mencermati artikel yang periksa mata Uda. Semoga sudah dan semakin membaik.
Salam hangat dan sehat tuk kelg Kotagede yo.
iya yg saya tau glaukoma bisa menyebabkan kebutaan,
mata adalah jendela dunia, untuk melihat semua hal yang ada di muka bumi ini, kadang suka berfikir juga, suka dzolim sama mata, memaksakan tetap melek padahal sudah waktunya istirahat..
ayo ibu jangan bandel lagi dg minum kopi dan teh ya hehehe, demi kesehatan, kan sudah pernah merasakan nikmatnya kopi dan hangatnya teh hehehe maaaf…
dari sini saya jadi tahu kopi dan teh bisa menjadi salah 1 indikator glaukoma, juga minuman bersoda, yg Alhamdulilah saya bukan penikmat minuman itu smua, untuk teh sudah lama saya tidak lagi…berganti infused water 😀
sehat selalu ibu pri… 🙂
aloi Jeng Wiend, terima kasih sapaan hangat yang memperkaya.
Tenang nggak dibalik koq, kopi teh bukan penyebab glaukoma, ntar kita digerudug warung kopi.
Untuk penyintas glaukoma menakar sendiri sokur menghindari hehe
Siip mata adalah jendela dunia, jendela hati.
Salam sehat ya Jeng
Kalau kebanyakan keluar air mata gimana mbak Prih? hehe…
Saya menulis lagi. Tolong dikunjungi blog saya ya.
Salam sehat selalu.
Terima kasih Uda Alris. Asyiik langsung menuju tekape…
Lah secara medis saya kurang tahu nih Uda. Harak berkaitan dengan tontonan yang kuras air mata hehe.
Salam sehat