Tag
Antara Kebun dan Wastra, batik gemawang, Bumi Nyiur melambai, bumi Rafflesia, filosofi kopi, kain besurek, kearifan lokal, wastra lungsed ing sampiran, wastra nusantara
Antara Kebun dan Wastra
Suka sekali mendengar kata wastra, rasanya indah di syaraf pendengaran. Mencoba mencari artinya di KBBI on line, tidak ditemukan. Ada artikel yang membahas makna wastra sebagai kain tradisional sarat makna. Kain tradisional yang dimaksud meliputi batik dan tenun. Pun ada yang menyatakan bahwa wastra adalah kata serapan dari bahasa Sansekerta.
Saya jadi teringat pepatah Jawa, wastra lungsed ing sampiran. Arti harafiahnya pakaian yang menjadi lusuh karena lama tidak digunakan. [jadi wastra dimaknai sebagai kain] Sering digunakan sebagai pengingat bahwa ketrampilan yang bisa memudar bila tidak sering dipraktekkan. Termasuk menulis di blog dong ya. Hayuuk manteman kembali aktif menulis di blog, saling bersilaturahmi melalui blogging.
Kembali pada wastra sebagai ungkapan kain. Selaku tukang kebun suka sekali melihat dan menikmati kain tradisional maupun kain dengan motif dari aneka daerah. Entah itu karena keluhuran maknanya ataupun keelokan coraknya. Lah seringnya corak cantiknya juga berupa flora alias tumbuhan ataupun ornamen flora. Pas dong ya kalau tukang kebun suka ngulik wastra meski tidak terlalu ngeh maknanya.
Blog ini juga berkali ngulik wastra eh batik maksudnya batikan alias batik cap termasuk wastra nggak ya? Ya sudah ini yang dibahas motif batik saja. Diantaranya batik Plumpungan Selotigo khas Salatiga, Batik Sidoarjo dengan motif udang dan bandeng-nya, Bojonegoro dalam sehelai batik, sepotong batik Tuban serta motif batik kesukaan yaitu pesona Truntum.
Salah satu oleh-oleh blusukan adalah menikmati keragaman motif kain. Menunggu saat boarding agar tak bosan bisa ngulik di ruang pamer ataupun gerai cindera mata. Semisal motif batikan dari Manado Bumi Nyiur melambai yang mematrikan kelapa, buah pala maupun bunga cengkihnya. Luar biasa Flora unggulan Sulut dalam sehelai kain.
Begitupun ngopi cantik di Kopi Banaran daerah Gemawang, Jambu saat rehat nonton Soropadan Agro Expo, menikmati pojok membatik dan pajangan cantiknya. Aneka motif kopi dari daun kopi, kembang kopi hingga biji kopi tertabur cantik di sehelai kain. Seolah menyesap filosofi kopi dalam selembar batik Gemawang.
Begitupun dalam silaturahmi blogging, ada saja sahabat penggemar kebun sekaligus wastra. Siapa tak kenal Mbak Monda Siregar blogger cantik peri gigi penyuka kebun maupun museum. Kami bersua kembali di museum Sangiran di untaian wisata Solo-Yogya keluarga beliau. Beliau sangat lekat dengan Bengkulu. Kain besurek khas Bengkulu dengan nilai luhur serta motif bunga Rafflesia. Wahai Rafflesia puspa langka bangsa, belum melihat wijud fisiknya secara langsung bisa menatapnya dari sehelai kain. Merekat persahabatan melalui nilai luhur kain besurek dari Bengkulu bumi Rafflesia.
Semakin cinta tukang kebun dengan motif flora pada selembar kain. Setiap daerah memiliki khasnya masing-masing, kearifan lokal dalam sehelai kain, wastra mewartakan nilai luhur. Bagaimana pengalaman sahabat dengan motif sehelai kain?
bagus banget motifnya.. jadi pingin buka google image dan search batik
Batik dan coraknya, selain ekspresi kerifan lokal juga menyimpan kesabaran dan ketelatenan ya, bu.
Betul sekali Uni. Kesabaran menorehkan motif teriring doa bagi pemakainya yaak
Motif batik adalah ide kreatif yang berbeda tiap daerah. Saya suka liat motif batik tiap daerah. Keren warisan budaya kreatif kita.
Iyo Uda benar sekali…wujud ide kreatif setiap daerah. Selain elok juga sarat makna ya. Toss sama menikmati corak kain berbagai daerah.
kalau disini motifnya pakis hutan. jarang ada bunga cantik yang tumbuh di Kalimantan Barat kali ya, soalnyanya dataran rendah sih
Motif pakis hutan cantik dalam motif kain Kalimantan Barat juga burung enggang yg gagah
Saya juga punya kain motif cengkeh persis sama dengan gambar pertama bu, cuma punya saya warnanya ungu..hehehe
Wkwk Putri Manado yang purple lover…. pewarta bumi nyiur melambai melalui motif kain ya Jeng. Salam
aku suka dengan motif filosofi kopi, warnanya lebih cerah. Dan jarang nemu batik dengan motif dan warna merah muda kayak di foto. kebanyakan lihatnya yg warna cokelat dan warna2 mentereng.
Filosopi kopi dalam batik..
Mau yg cerah, kalem ok Lina. Ngejreng elektrik dan cokelat kayu or tanah juga ada komplit. Warna cerah membuat hari tambah cerah yaak…
Hmmm mbak prih ternyata selain penyuka kebun, penyuka kain juga.
Suka menelisiknya mas Yo, selalu ada cerita elok dari sehelai kain.
wastra dulu pernah inget kata-kata ini dan jadi ingat kembali artinya hehehe
Jadinya saling mengingatkan arti kata wastra ya. Salam
iya diingatkan kembali
Ping-balik: Rute Wisata Solo dan Yogyakarta – Berbagi Kisahku
memandang motif2 cantik kain tradisional yang punya arti masing2 itu sebuah kesenangan tersendiri mbak..
si sulung diajak ke Museum Batik Danar Hadi sangat terkesan dengar penjelasan langsung dari pemandunya…, mudah2an kesukaan kita menular ya mbak he.. he..,
tambah koleksi dengan motif batik Jawa Barat mbak, dari Bogor, Sukabumi, Garut, Banten, Parongpong, Bekasi dan Tasikmalaya dll
Betul sekali mbak. Kagum dengan ramuan ide, cerita dan nasihat melalui visualisasi motif.
Syukurlah kakak terkesan dg kunjungan di museum Danar Hadi. Memang keren ya bangunan kuna di aula besar dan kafe, penjelasan sang petugas sambil jalan mundur.
Langsung teringat Batik Garutan dari bunda Parongpong euy..kembang lonceng cantik.
Salam budaya