Tag
Batu alien Merapi, Belajar dari Merapi, belajar dari sang gunung, Bunker Kaliadem, Dusun Srunen Mbah Marijan, kearifan budaya lokal, Kehormatan manusia terletak pada dedikasinya mengemban tugas, makam mbah Marijan, Manunggalnya Cipta Rasa dan Karsa, Museum Mini Sisa Hartaku, omahe mbah Marijan, tridaya manusia, Tridaya Sang Maha Agung, Wisata lava tour Merapi
Manunggalnya Cipta Rasa dan Karsa, Belajar dari Merapi
Salah satu primadona wisata di Kaliurang adalah wisata minat khusus berupa off road lava tour Merapi. Wisata ini menggerakkan denyut usaha secara nyata. Puluhan provider dengan ratusan jeep siap melayani para pelancong. Berikut seseruan kami para sahabat kebun menikmati trip jalur panjang……
- Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman
Pagi belum menunjukkan pukul 07, kami sudah sarapan dan bersiap menyusuri lereng Merapi arah Selatan. Lima jeep Willys siap mengantar kami, 2 diantaranya masih model stir kiri. Baru bersiap beranjak tetiba bresss hujanpun tercurah lebat, atap jeep dipasang dan setiap kami peserta mengenakan jas hujan. Mari satukan karsa atau kehendak untuk mewujudkan cipta yang dirancang dari rumah menikmati alam Merapi. ‘Tidak mengapa berangkat berhujan ria, semoga siang nanti boleh menikmati cuaca terang, sehingga ibu bapak bisa menikmati tour dalam aneka cuaca’ ucap mas Djoko driver Jeep wisata Tlogo Putri yang mengantar kami.
Hreng…hreng…jeep melaju dari Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem mengarah ke Timur menuju Kecamatan Cangkringan tepatnya Desa paling Timur yaitu Dusun Srunen, Desa Glagaharjo. Untuk mengenal arah mata angin, penduduk lereng Merapi mempergunakan patokan puncak Merapi di sebelah Utara. Jalan menanjak berarti ke Utara, menurun ke Selatan, relatif datar arah Timur Barat. Hehe GPS lokal yang handal.
Ditingkah guyuran hujan cukup lebat kami sampai tujuan, yup makam mbah Marijan, kerabat almarhum memandu kami. Berhitung jarak dan medan terbayang koordinasi petugas lapangan saat mengevakuasi para sedulur di lereng Merapi kala erupsi. Ajakan Manunggalnya Cipta Rasa dan Karsa terpampang di gapura Srunen.
- Dusun Jambu, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman
Kembali menyeberang Kali Gendol kami menuju ke Dusun Jambu. Pasukan biru berendeng menikmati batu alihan, pindahan dari atas terlontar ke lokasi sekarang. Menggerakkan daya cipta untuk mendongkrak minat pelancong, batu alihan terdengar eksotik disebut batu alien, pun bila dilihat dengan imajinasi terlihat seperti wajah jadilah batu wajah.
- Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman
Museum Mini Sisa Hartaku (MMSH) jadi jujugan kami. Tiada yang kekal… Cipta rasa dan karsa yang menjadi inti tridaya manusia tunduk pada Tridaya Sang Maha Agung. Ulasan museum ini banyak disajikan oleh para sahabat. Menyatukan rasa dengan para sedulur kala itu membuncahkan rasa haru. Luluh lantak yang terlihat. Pemandu menjelaskan rumah ini adalah rumah Pak Ryan, bila ibu ingin berbincang dengan kerabatnya silakan mengunjungi kios cindera mata.
Mbak cantik keponakan Pak Ryan menyambut dengan ramah, ‘Kami warga dusun Petung belajar mengenal perilaku Merapi sejak kami lahir dari para sesepuh’ ‘Paklik sehat, ini foto beliau’ Gantian saya yang tersentak loh pyayinya masih relatif muda. Memperhatikan isi museum hingga koleksi ‘tosan aji’ pusaka senjata yang dimiliki saya menduga beliau pyayi sepuh, ternyata beliau ‘sepuh dan menep’ dalam kajiwan.
- Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman
Jeep menanjak ke arah Dusun Kaliadem. ‘Kalau sejak tadi merasakan medan yang lumayan, sekarang dijajal yang lebih ekstrim nggih’ ‘Oke Mas, sik tak mengamankan kamera dan bersiap pegangan lebih erat’ lah boyok sepuh harus menata diri nih.
Puncak Merapi terasa menaungi kami langsung. Saatnya para driver merangkap fotografer sekaligus pengarah gaya kami para tukang kebun. Yook satukan karsa mewujudkan rasa dan cipta disaksikan Merapi….
Bunker Kaliadem di hadapan kami. Membulatkan hati saya mengikuti para sahabat muda turun dan memasuki ruangan bunker. Bunker bukti manunggalnya cipta rasa dan karsa juga tunduknya tridaya manusia pada ke Maha Dahsyatan.
Melepas rasa mules bukan karena fisik dengan memandang kegagahan Merapi, belajar dari alam yang bersahabat, terlihat dari mulai tumbuh suburnya tumbuhan pioner rumput hingga semak, apalagi rumpun edelweis yang menyuguhkan kecantikan. Self healing, alam menyembuhkan dirinya.
Untuk mengurangi rasa adem tersedia banyak kios yang menjajakan makanan hingga oleh-oleh cindera mata.
- Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman
Melintasi hulu Kali Opak, sebaran kandang sapi perah dengan bangunan yang memadai kami menuju dusun Kinahrejo. Mas pemandu menunjukkan reruntuhan rumah, fondasi yang menyembul dari gundukan pasir. Memasuki Umbulharjo yang terdampak oleh awan panas menunjukkan penampakan vegetasi yang lebih menghijau rimbun berbeda dengan desa sebelumnya yang terdampak lahar sekaligus awan panas.
Selamat datang di petilasan mbah Marijan…. Mampir menyalami mbak Mursani Asih putri mbah Maridjan di kios beliau. ‘sayang sekali pagi ini mbah Putri (istri mbah Marijan) belum naik’ terangnya.
Dokumentasi kronologi, perjuangan alm Mas Tutur dan Mas Wawan disajikan di sini. Kompleks yang terdiri dari Pendapa Merapi, gardu pandang, petilasan rumah Ki Marijan. [matur nuwun mbah dan mas, teladan manunggaling cipta rasa dan karsa]
‘Kehormatan manusia terletak pada dedikasinya mengemban tugas’ sesanti mbah Marijan. Saya sangat tertarik dengan lukisan yang menggambarkan komunitas Merapi, alam pertanian, mbah Marijan dan penduduk yang sedang ‘jagongan’ saling mendengarkan baik melalui bahasa verbal maupun bahasa ketatawian alam. Kearifan lokal yang terbuhul di lereng Merapi.
- Kali Kuning
Tinggal gerimis kecil yang menemani perjalanan kami, empat jeep yang berpenumpang para muda maupun campuran sepuh muda sudah membuka penutupnya. Jeep kami memuat penumpang pejabat maksudnya pemuda/pemudi jaman batu hehe… Mas Djoko menanyakan kesediaan kami berbasah ria. Ooh kami yang aman-aman saja ya Mas, baiklah penutup jeep tetap terpasang. Untuk manunggal rasa dengan teman lain saya membuka jas hujan (tenang saja sudah mengenakan jaket tahan air).
Yuup kami melaju ke kali kuning …… jlup..sluup ‘masuk kekubangan mendahului yang lain ya Ibu bapak biar tidak terlalu terguyur basah’ Jeep menempatkan diri di lokasi yang strategis untuk mengabadikan jeep sahabat kebun yang berbasah ria.
‘Bidik kamera ke kanan ibu…itu satu jeep akan dimandikan oleh jeep lainnya’ Haha…selalu ada yang digarap untuk seseruan, jeep teruna kebun berhenti di tengah kubangan, drivernya turun seolah ada masalah. Dan….byuuurr…byuuurr driver jeep yang lain dengan semangat memacu jeep nya menyemburkan air membasahi sahabat dalam ‘jeep kurban’ ‘Heran aku…kenapa penumpang jeep ibu sama sekali tidak basah’ ‘lah kami water proof kan’ inilah seseruan Manunggalnya Cipta Rasa dan Karsa, Belajar dari Cangkringan.
[wuih panjang pol postingan ini. Terima kasih Jeng Mechta yang mengin-mengini ikut tour ini]
Lava tour ini bener2 alternatif wisata baru yg lagi hits memang setelah erupsi beberapa tahun yg lalu.
Lalu juga seneng liatnya perekonomian warga terdampak bencana sudah pulih.
Selalu ada hikmah dan tuntutan kreativitas dari setiap kejadian ya.. alam merapi memang asri..
Betul. Berkah akan selalu hadir dalam setiap peristiwa
Amin belajar dari alam.
seru dan lucu baca cerita nya ibu. bolak balik ke jogja tapi belum sempat berkunjung kesini.
Semoha lain kali berkesempatan atau kita saling melengkapi cerita antar daerah…
Wuih seru banget, Bu. Berwisata sekaligus merenung dan belajar kearifan alam.
Aku belum sempet ikut wisata off road ini meskipun beberapa kali ke sana. Mudah-mudahan kali berikut bisa mengikuti jejak Bu Prih seru-seruan naik jeep di sana
Wah kamera Pak Krish bakalan dimanjakan keindahan alam lereng Merapi yang menarik.