Tag
Legenda Telaga Sarangan, ritual labuh sesaji, Telaga Berpagar Bukit, Telaga Pasir, Telaga Sarangan, Telaga Sarangan The Little Switzerland, wisata Magetan
The Little Zwitzerland – Telaga Berpagar Bukit
Sebagai anak G. Lawu sisi Barat, saat kecil saya sering bertanya seperti apa ya keelokan wilayah kaki Lawu sebelah Timur.
Liburan akhir tahun 2016 berkesempatan menikmatinya kembali bersama Ibu, keluarga 2s, 6s dan 7s. Perjalanan menanjak G. Lawu dengan keelokan alam wisata Tawangmangu sungguh memanjakan mata. Melewati Cemara Sewu kami memasuki wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur disambut oleh wilayah Cemara Kandang. Belokan tajam, suasana berkabut dan hijau merimbun menghantarkan kami memasuki kawasan wisata Telaga Sarangan yang bersuhu sejuk. Telaga Sarangan sebutan dari Telaga Pasir, bentukan alami telaga di ketinggian 1 200 mdpl, di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Apa saja yang dapat dinikmati di kawasan ini? Mari awali dengan menyimak legenda Telaga Sarangan yang melibatkan Ki dan Nyai Pasir. Konon Telaga Pasir (Telaga Sarangan) ini terbentuk oleh ulah mosak-masiknya sepasang naga jelmaan Ki dan Nyai Pasir. Sepasang petani yang semula hidup tenang dengan apa yang mereka miliki yang kemudian berubah wujud akibat memakan telur yang mereka temukan. Ada pesan tersirat untuk lebih berhati-hati mengambil dan mempergunakan sesuatu yang belum diketahui pasti asal-usulnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat sekitar telaga memiliki ritual khusus labuh sesaji sehubungan dengan telaga ini. Pun penampilan ekologis telaga ini relatif terjaga kelestariannya.
Mari dipilih, menikmati gisik telaga dengan naungan payung warna-warni. Seraya menikmati debur alun riak telaga yang digoyang perahu cepat. Menikmati perairan dengan bebek air yang harus digenjot sendiri yang tentunya menambah keakraban kerja sama. Kami melewatkan pilihan-pilihan ini.
Mau mencoba perahu cepat? Hayook dengan 2 perahu sebagian kami menikmati keriaan telaga Sarangan. Serasa saling adu manuver antar perahu dari tenang ke hempasan berbasah ria, pengunjung dihantar mengitari Telaga.
Lanjut yuuk… Mengitari telaga sambil naik kuda? Waduh peserta dolan tidak memilihnya. Saat kunjungan duluuu rasanya jalur kuda ini sangat nyaman, kini harus berdesakan dengan pejalan. Syukurlah kebersihan dari kotoran kuda sudah diperhatikan dengan disediakannya tempat penampungannya. Sebagian kamipun memilih lanjut mengitari Telaga dengan jalan kaki, dengan rute melawan jarum jam. Mari nikmati suguhan elok dari setiap sudut belokannya. Lumayan capek mengitari telaga seluas sekitar 30 ha ini.
Terdapat pulau kecil di tengah telaga yang konon disebut Pulau Putri yang juga dipergunakan untuk ziarah karena dikaitkan dengan makam ulama maupun legenda Jaka Lelana.
Untuk mengatur ketinggian muka air terdapat pintu air yang saat kunjungan tidak terlihat aliran melimpah dari telaga. Mengingatkan saat kunjungan sekian warsa lalu air telaga hampir menyentuh pinggiran jalan, kami pengunjung dapat mencedok air dan memainkan kaki sambil duduk di tepian telaga.
Secara kesatuan keindahan ekosistem Telaga Sarangan sangat menarik. Bagaikan kolam alami berpagarkan bukit-bukit menghijau. Perbukitan Sidoramping membingkai mangkuk alami telaga. Perpaduan hutan, gunung, telaga menjadikan Telaga Sarangan kawasan tetirah alam kesukaan dengan julukan Little Switzerland alias Swiss mini mengingat alam Swiss yang memiliki panorama cantik.
Usai berwisata alam mari nikmati kuliner khas Telaga Sarangan. Sepincuk sate kelinci, ataupun gendar pecel Madiun. Minumannya perasan murni jeruk manis batu, beneran murni 4-5 buah pergelas, memulihkan stamina. Untuk buah tangan mari ditenteng kerajinan tangan aneka anyaman bambu, sayuran, buah segar maupun tanaman hias hortikultra setempat.
Mari menikmati sajian Telaga Sarangan The Little Switzerland seraya berdendang….
Teduh sunyi damai tenang telaga Sarangan
Indah bukan buatan pemandangan untuk bertamasya
Tempat marga satwa mandi berkencimpung ria
Bebas menghias diri berkicau murai di tepian tlaga
Kolam air ciptaan Tuhan dipagar bukit bukit rimba
Tempat insan datang untuk menghibur lara
Dikakinya gunung Lawu di situ letaknya
Kagum aku memandang keindahanmu oh rahasia alam
Liat foto-fotonya aja nyenengin dan menenangkan apa lagi kalo kesana langsung ya 🙂
Setuju Jeng, kekayaan Nusantara yg meneduhkan. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Salam hangat
Foto2 nan elok, Bu Prih…
Ah, smoga renc ke Sarangan bersama ibu & kelg lain bs terlaksana di th ini.. Aamiin…
Amin. Cocok sekali untuk tetirah kelg besar. Aneka kegiatan dari aneka usia didukung hawa segar sejuk.
Elok bangat pemandangannya. Aku akhirnya googling setelah baca tulisan ibu. Jadi pengen kesini nich.
uhuk Telaga Sarangan berhasil memikat Lina. Yoga di kesejukan suasana telaga pastinya asyiik ya.
Lihat postingan ibu langsung kepikiran mau yoga disana hehehe.. semoga kesampaian.