Tag
Antara Owl dan Eagle, Desa Tlogoweru, eagle feeding di P. Singa Besar, legenda Langkawi, rumah burung hantu (rubuha), when enough is enough
Antara Owl dan Eagle
Owl…. Yup si owl alias burung hantu (Tyto alba). Sosoknya nyempluk, suaranya khas, pun matanya yang belok besar si burung malam yang melekat pada kenangan masa kecil. Menghadirkan sedikit rasa miris dan kamipun segera bergelung ke dalam selimut, saatnya tidur pulas agar tidak mengganggu kerja si owl sahabat peri malam, demikian pengantar orang tua.
Burung yang jinak, pernah tetiba hadir di pekarangan belakang kami menempati bekas kandang parkit, membuat kami sibuk mencarikan makan hingga akhirnya pelan-pelan menghalaunya agar kembali ke habitat alam bebas. Sahabat pecinta satwa menanyakan apakah di lingkungan perumahan kami benar mudah menemukan burung hantu, beliau ingin menelitinya. Yah kami malah melepaskannya Pak…
Topik burung hantu merebak di Jawa Tengah dengan keberhasilan kelompok tani di Desa Tlogoweru, Demak menangkarkannya. Petani membuatkan rumah burung hantu (rubuha) di hamparan sawah dan owl memangsa tikus yang mengganggu persawahan petani. Rantai pangan alami digelar, keseimbangan ekologi diikuti, terjadi simbiosis mutualisme antara burung hantu dengan petani. Kiprah ini meluas dan Tlogoweru menjadi desa wisata pendidikan Tyto alba. Mas owl juga menjadi julukan mas Ragil kami saat merampungkan tugas akhirnya tentang petani dan Tyto alba di desa Tlogoweru. Burung hantu mitra petani mengusahakan kesejahteraan bersama.
Eagle….yah si eagle alias elang. Sosoknya gagah menjadi simbol daerah Langkawi, patung besarnya menjadi land mark dataran elang. Salah satu daya tarik wisata hoping island adalah eagle feeding di P. Singa Besar. Gugusan pulau berselimutkan pepohonan hijau seolah terserak di kawasan teluk. Pulau Singa Besar menjadi salah satu habitat alami burung elang dengan populasi yang cukup tinggi.
Pelancong diajak mendekati kawasan pesisir, pengemudi perahu melambatkan laju seraya menebar potongan daging untuk mengundang gugusan elang menyambarnya di permukaan laut yang tenang. Hingga sejenak perahu dihentikan dan pelancong berkesempatan menikmati akrobatik kawanan elang saling menyambar pakan.
Saya tertarik dengan gaya pengemudi perahu (Bang Zul) menebar pakan, terpancar rasa sayang dan hormat. Saat saya berkomentar, bersyukur ya elang disini mendapat perlindungan yang cukup melalui eagle feeding. Beliau menjawab, “no..no..bukan kami yang memberi makan elang, kawanan elang inilah yang menghidupi kami” Pernyataan yang sungguh membuat terhenyak, terasa dan terdengar bukan slogan namun pengakuan bahwa elang bagian dari legenda Langkawi, elang sebagai kesatuan alam yang terpelihara adalah daya pikat wisata Langkawi. Penduduk yang mengandalkan penghidupannya dari denyut pariwisata sekuat tenaga menjaga asset pariwisata alam dengan baik. Burung elang mitra petani mengusahakan kesejahteraan bersama bagi penduduk Langkawi.
Belajar dari owl dan eagle di atas mengingatkan pemeliharaanNya selama Nabi Musa dan umat melintas di padang gurun, setiap pagi dihadirkan tepung mana dan burung untuk mencukupi kebutuhan hidup. Setiap keluarga dibebaskan mengambil secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Mengambil berlebihan atas nama kekuatiranpun tidak diizinkanNya, ditandai dengan membusuknya makanan simpanan. Terima kasih owl dan eagle pengingat (judul buku) when enough is enough. Bagaimanakah pengalaman sahabat dengan burung? Salam
Pengen juga sekali waktu ke Desa Tlogoweru ini buat melihat si burung hantu yang nggak terkurung. Kalau elang sih sudah beberapa kali sempat lihat di alam bebas,
___
tidak jauh dari Semarang loh Pak, sekalian blusukan pictures and notes ke Demak yang eksotik
Seru deh Mbak Prih bisa melihat burung gagah berani dan melegenda ini di habitatnya. Banyak sekali cerita yang lahir dari mereka 🙂
____
Aha ini garapan khas Uni Evi memaparkan kegagahan dalam legenda.
belum pernah lihat burung hantu dan elang di alam liar mbak..,
bbrp kali malah pernah lihat orang di pinggir jalan jual kedua jenis burung ini, sayang ya kalau ditangkap, mereka kan bagian dari keseimbangan alam
____
Lingkungan tinggal kami dekat sekolahan dengan hutan sekolahnya sehingga masih rindang untuk aneka burung, kini lagi musim aneka kupu
Selama ini yang terekam adalah elang pengincar anak ayam..
Dulu pernah ada anakan burung hantu bermata oranye dibawah tanaman bunga mawar. Rupayanya belum bisa terbang, takut dimakan kucing jadi kita serahkan ke Vet. klinik.
Kalau dipikir semua isi dunia ini diciptakan Tuhan tidak sia-sia, walau kita manusia mahluk berakal budi malah sering merusaknya.
____
Senangnya ada Vet klinik yang menampungnya ya Mbak, karena kita juga tidak ahli menolong merawat anak burung
Ya mbak, setiap ciptaan saling melengkapi. salam
entah kenapa taku aku sangat suka banget loh kak persawahan
____
Melihat sawah luas menghijau lalu menguning, jadi tenang Win…cukup pangan nih
di tempatku owl suka makan mangga di pohon mbaa
padahal mangganya bentar lagi mateng di pohon 😀
___
Loh loh..burung hantunya malah makan mangga kan biasanya si codot
Tolong jangan abisin ya, kan itu mangga kak Olive
Di pohon sukun belakang kantor owl nya banyak banget sampe piyik2nya…
___
Lanjut bernyanyi Jeng Lies…terdengar burung hantu, suaranya merdu..kuk..kuk…
Burung hantu jagain buah sukunnya yaak
Semoga selalu terjaga seperti itu ya, dan pengunjung disana juga ikut menjaganya
___
Berharap hal yang sama Jeng Naniek, saling menjaga keseimbangan alam
kawanan elang yang menghidupi kami…ahh perasaan saling menghormati antara mahluk penhuni bumi yang patut diteladani…
keep happy blogging always…maaf baru sempat mampir ke blog ini…salam dari Makassar – Banjarbaru 🙂
___
Apa khabar Pak Hariyanto, senangnya disempatkan mampir. Betul Pak, rasa saling menghormati yang mewujud dalam tindakan antara manusia dengan sesama ciptaan. Salam dari Salatiga untuk kelg Makasar
Pemandangan di sawah tepian rawah pening itu indah sekali.
Pelajaran yang sangat berharga Bu Prih. Jadi ingat juga dengan lagu … Burung Pipit yang kecil dikasihi Tuhan, terlebih diriku dikasihi Tuhan …
___
Alam Rawa Pening mempersembahkan keelokannya Jeng juga sarana berkah kemakmuran bagi sekitarnya, ada pula bonus pening pengelolaan lingkungan hehe… burung pipit pun rumput didandaniNya, terlebih diriku…dikasihi Tuhan.