Plengkung Gading di Penghujung 2015
[Ooh ini postingan pertama di bulan Desember, di akhir bulan pun di penghujung tahun 2015]
Beberapa kali naik Day Trans travel penghubung Salatiga-Yogyakarta dengan pool Yogya di plengkung Gading berkesempatan menikmati keelokan plengkung dari kejauhan.
Berdasarkan KBBI, plengkung adalah pintu gerbang untuk memasuki daerah benteng keraton (kadang-kadang ditambah bangunan melengkung yang menghubungkan kedua sisi pintu). Menurut website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, plengkung Gading merupakan bagian dari lima plengkung keraton Ngayogyakarta. Kelimanya adalah Plengkung Tarunasura (plengkung Wijilan), Plengkung Madyasura (plengkung buntet), Plengkung Nirbaya (plengkung Gading), Pengkung Jagabaya (plengkung Tamansari dan Plengkung Jagasura (plengkung Gerjen).
Plengkung Gading yang berada di sebelah Selatan alun-alun Kidul (Selatan) merupakan ujung Selatan poros utama U-S keraton dengan pandu G. Merapi di sebelah Utara dan segara Kidul di sebelah Selatan. Menurut tradisi, selama Sultan masih sugeng dan sedang bertahta dilarang melewati plengkung atau gerbang ini, karena gerbang ini menjadi jalur utama rute prosesi panjang saat Sultan mangkat (wafat) dan dimakamkan di Imogiri. Arsitektura plengkung Gading sungguh memikat, masih berupa bangunan asli dengan simbol-simbol penuh makna, semoga terjaga kelestariannya sebagai bagian cinta budaya.
Plengkung Gading alias Plengkung Nirbaya menjadi pemikat di penghujung 2015. Plengkung Nirbaya, nir bermakna tidak, baya adalah bahaya atau ancaman. Nirbaya merupakan doa, pengharapan sekaligus ungkapan syukur bahwa sepanjang warsa (tahun) dijauhkan dari bahaya, dimampukan mendapatkan jalan keluar dari aneka hambatan yang diijinkanNya terjadi, selamat sepanjang masa hingga saatNya. Nirbaya dalam pendidikan, nirbaya dalam usaha dan pekerjaan, nirbaya dalam bahtera keluarga, hingga nirbaya dalam tataran luas hidup berbangsa.
Menjadi pengingat bahwa beberapa baya (ancaman/bahaya) datang sebagai akibat dari pengelolaan komunikasi yang kurang tepat baik komunikasi vertikal hubungan batin antara titah diri dengan Sang Maha Atitah (Pencipta), komunikasi lateral dengan sesama manusia baik antar pribadi maupun kelompok pun komunikasi dengan alam bagian dari keutuhan ciptaan. Harmoni, relasi saling menghargai menjadi bagian dari pencapaian nirbaya. Menjadi pengingat akan keluhuran penghayatan Tri Hita Karana (Parahyangan, Pawongan dan Palemahan) yang menjadi dasar sendi pengikat budaya masyarakat Bali.
Bila kita diijinkanNya melewati tahun 2015 dengan nirbaya adalah anugerah luar biasa dan diijinkanNya memasuki plengkung masa 2016 sebagai prosesi menikmati lintasan masa dengan bermakna. ….Berkat Tuhan mari hitunglah…kau kan kagum akan kasihNya….. Terimakasih plengkung Nirbaya
Ni Made Sri Andani said:
Eh… tapi kok digambar ada yang melewati plengkung dengan becak dan motor itu ya Bu Prih? Semoga damai dan nirbaya..
___
Sekarang jalur tersebut menjadi bagian urat nadi perekonomian Yogyakarta Jeng Dani
mandor said:
Plengkung itu mengingatkan kita akan hal memasuki sesuatu. Semoga dengan memasuki gerbang (plengkung) apapun itu, ada Nirbaya yang diberikan Tuhan yang selalu menaungi kita selama perjalanan
___
Tumben Mas Sus ketangkep spam….
Inggih Mas, plengkung apapun yang kita lalui seraya mohon perlindungan nirbaya…
Salam dari kami
Lidya said:
lama sekali baru posting lagi ya bun, mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat. Selamat tahun baru & salam untuk keluarga
___
Hehe iya lagi vakum Jeng Lia. Salam juga untuk keluarga Bekasi…hi Cal-Vin…
Evi said:
Semoga orang-orang yang melewati Plengkung Gading juga nirbaya dalam segala hal, Mbak Prih. Berkatnya jatuh ke bawah, ke kepala orang sedang lewat. Amin 🙂
______
Amin…siipp Uni Evi, berkah tercurah bagi setiap pelintas plengkung. Semisal plengkung aren dari diva arenga ya..
Ririe Khayan said:
olalalala, lha saya baru ngerti kalau yang selama ini saya namai “gerbang” itu nama sebenarnya adalah Plengkung gading. Dan taraaa…sptnya saya pun belum pernah jalan-jalan di sekitar sana. Sekedar melintasi di depannya sering
___
Lah ini kan wilayah edar Jeng Ririe ya…melintas dan menikung di plengkung…
andripoernawan said:
Selamat tahun baru 2016.. semoga lebih sukses
___
Harapan yang sama untuk Mas Andri
chris13jkt said:
Postingan di penghujung tahun mengantar kita semua menyongsong tahun yang baru, tahun 2016. Semoga di tahun yang baru kita semua mengalami nirbaya 🙂
___
Nirbaya….di semua bidang…mengawali dengan semangat baru. Salam
Alris said:
Sesuai namanya, bentuknya juga lengkung, 🙂
Selamat tahun baru 2016, semoga tahun depan lebih baik, aamin.
___
Aamin ya Uda, semua bergerak ke arah lebih baik
monda said:
selamat Tahun Baru mbak, semoga tahun depan pun sama, nirbaya di semua bidang
plengkung Wijilan yg paling gampang aku ingat, plengkung gudeg he..he..
lha baru tau mbak rupanya plengkung ada lima
___
Amin…harapan yang sama tuk Mbak Monda dan semua sahabat, nirbaya di semua bidang
Hehe ada plengkung gudeg
kutukamus said:
RyNaRi terima kasih
Atas Plengkung-nya
Yang tak cuma hadir wujudnya
Tapi juga dalam maknanya
Mari sambut 2016 bersama
Agar selamat dari bahaya
____
Bukan epitaf…bukan inskripsi
Semoga nirbaya menyertai