Koper Ramah bagi Traveler Sepuh
Bepergian alias traveling bukan monopoli kaum muda saja, bahkan ada beberapa segi kelebihan yang dimiliki oleh para sepuh untuk bepergian, semisal waktu yang lebih longgar.
Mau bepergian ke mana nih, jalan-jalan ataupun menengok anak cucu di luar kota. Bepergian sendirian, beberapa orang hingga kelompok bersama menunggu pilihan. Pun moda transportasi umum ataupun pribadi. Jalur darat, laut (yang ini belum pernah punya pengalaman pribadi) ataupun udara, semua bisa dipilih dengan beberapa pertimbangan yang menyertainya.
Nah bepergian kemanapun, dengan siapapun juga naik kendaraan apapun tentunya memerlukan wadah/tempat untuk bawaan. Mau memilih wadah seperti apa? Pertimbangan utamanya yang membuat aman dan nyaman bagi kita tentunya mengingat predikat sebagai traveler sepuh.
Gambaran awam seorang pejalan adalah memanggul bontotan terbungkus kain lebar yang diikat dengan tongkat pendek di pundak. Aha saat perjalanan sulit si tongkat jadi penopang tubuh, membuka buntalanpun mudah. Seiring waktu buntalan ini beralih wujud menjadi ransel/tas punggung, tas jinjing hingga koper. Lah mana ada traveler sepuh menggendong ransel? Eit siapa bilang tidak wangun, banyak loh traveler sepuh tampil anggun trendi dengan ransel, tentunya bukan ransel gunung nan berat di punggung.
Koper menjadi andalan saya, karena beroda mudah ditarik sehingga tidak terlalu memberati tulang punggung maupun otot lengan. Entah ukuran sedang maupun sesuai kabin sekitar 18” semua masuk ke bagasi saat naik pesawat terbang, meski perlu waktu menunggu antrian mengambil koper dari conveyor dilakoni demi kenyamanan punggung bila harus menaikkan ataupun menurunkan dari atas rak tempat duduk. Tas jinjing ringan juga menjadi pilihan untuk bawaan ringan. Tas tangan berupa tas bahu ataupun selempang menjadi andalan perjalanan, saya tidak terampil membawa tas tangan anggun yang dijinjing bawah siku. Untuk ransel dipilih saat harus menggendong laptop saat ada sambatan di luar kota.
Berikut sharing pengalaman pribadi maupun dari amatan sahabat sesama traveler sepuh yang semoga bermanfaat bagi sahabat yang membutuhkan.
1. Paduan koper ukuran kecil – tas selempang. Ini kombinasi yang paling sering saya bawa. Berangkat dengan melenggang, koper masuk bagasi, langkah naik tangga ke badan pesawat ringan. Eit tak perlu kuatir dalam koper ada tas lipat yang siap dibuka menjadi tas jinjing ringan yang bisa diisi saat diperlukan dan mudah ditenteng pun naik turun rak di atas tempat duduk.
Paduan ini juga saya pilih saat bepergian dengan Ibu. Saat berjalan menuju ruang checkin satu tangan menarik koper tangan yang lain menggandeng Ibu. Selama berjalan-jalan pun tangan bebas jinjingan (dengan tas selempang) sehingga lebih nyaman.
Nah kombinasi ini juga menarik saat bepergian dalam rombongan. Segera kami dibujuk oleh teman lain yang bawaannya banyak/koper buesaar yang melebihi jatah bagasi, beliau meminta tolong jatah bagasi kami dan koper kecil kami dibawakan masuk kabin. Ayoo saja…
2. Paduan koper sedang – tas bahu. Ini kombinasi yang saya perlukan saat pergi agak lama, lebih dari seminggu tanpa laundry pun ada acara yang mengharuskan membawa pakaian rada resmi semisal setelan blazer, bahkan nyelip sepatu kerja di dalamnya. Kenyamanan sama dengan kombinasi 1. Pola yang sama berangkat tanpa tentengan tambahan dari tas yang dikembangkempiskan. Bila membawa koper ukuran sedang, saya jarang menggunakan troli, cukup menempatkan tas jinjing diatas koper dan ditarik, mengingat keterbatasan kemampuan tulang punggung bila harus menaikkan koper sedang, kecuali sharing troli dengan teman berpunggung kuat.
3. Paduan koper kecil-tas jinjing-tas bahu/selempang. Pola sama, saat berangkat masuk ke kabin dengan tas jinjing plus tas bahu/selempang. Keperluan jaket, baju ganti/cadangan dll terwadahi dalam tas jinjing, semisal untuk perjalanan malam.
Modifikasi cara ini sering dilakukan saat tilik anak. Dari rumah menenteng koper kosong, pakaian di tas jinjing plus nyangklong tas bahu. Di perjalanan koper digeret ke gerai tahu bakso yang membuat penjualnya sesaat kaget, jadilah koper tahu bakso kesukaan anak-anak di bagasi. Lah pulangnya, tas jinjing dilipat tinggal melenggang dengan koper ringan plus tas bahu. [fungsi koper senada dengan kardus namun mudah ditarik, yang penting aman dan nyaman bagi punggung dan bahu]
4. Tas kembang kempis, ini bukan masalah traveler sepuh dengan pola nafas setengah kembang kempis bila harus berjalan agak jauh. Namun tas yang mudah dikempis saat disimpan dan dikembangkan saat dibutuhkan, tersedia banyak ragam ukuran, sehingga mudah dikombinasikan dengan berbagai keperluan bepergian. Tas lipat coklat garis, biasanya saya gunakan untuk kudapan ringan dll saat bepergian, ataupun wadah tas lipat lain yang siap dibuka sehingga saat perjalanan ada tambahan bawaan, jadilah tas agak besar. Intinya biar tidak terlalu banyak tentengan yang merepotkan bahu tangan, belum lagi peluang tercecer. [tas ini juga sempat ketinggalan gegara asik bepoto ria di RT Nyanyian Laut, namun disimpankan oleh petugas]
Kembali apapun pilihan koper/tasnya yang utama nyaman dan aman bagi tulang dan otot sepuh kita sehingga traveling menjadi menyenangkan. Selamat menikmati bepergian.
Saya suka pakai tas punggung. Tapi kalo bepergian jauh asik pakai koper.
____
Pokoknya nyaman aman saja ya Uda, disesuaikan sikon saat itu. Salam
Saya biasanya bawa ransel dong kalo bepergian hihi belum pernah punya koper huhu
____
Artinya Shudai pemuda berbahu dan berpunggung kuat, gendong ransel biar fleksibel jalan-jalannya.
Aku masih suka nggendong ransel, Bu, meskipun sudah masuk kategori traveler sepuh juga. Bukan apa-apa sih, lebih praktis saja dan tangan jadi bebas melakukan kegiatan lainnya
___
Sepakat Pak Krish dengan gendong ransel aktivitas lebih bebas dan beban terbagi merata di bidang punggung. Selamat terus jalan-jalan ya Pak dan berbagi foto serta cerita elok bagi kami pembaca ‘pictures and notes’
hehehe… ada kopes Tahu bakso.
Kalo saya masih lebih suka dengan yg ransel. Ntar kalo udah sepuh kayaknya bisa pikir ulang deh.
Untuk keperluan kecil sehari hari dan dompet dan kamera prosumer, saya menggunakan tas slempang aja.
___
Yuup Mas Budi selama tulang dan otot tegap, kombinasi ransel – tas slempang praktis dan membuat lengan bebas bergerak
Terima kasih sudah singgah
iya nih lage nyari-nyari sticker yang cocok buat dibawa kemana-mana hehehe
___
yang cocok dan menopang kegiatan traveling ya, pilih yang sesuai
sepertinya koper koper cantik di atas bukan untuk yang sepuh saja deh mbak, bisa juga buat yang lain, praktis soalnya.
Tas kembang kempis? keren ya mbak namanya 😛
____
apapun desainnya yang penting aman nyaman ya Jeng…
Hehe di desa dongeng disebut folding bag ya Jeng, tas kembang kempis mah penamaan ngasal…
aku juga nggak mau direpotkan jinjingan mbak, sebisanya masuk bagasi aja semuanya,..
____
Sayang tulang dan otot ya mbak, biar melenggang
kopernya tjantik tjantik,suka yang hijau itu *eh salah fokus 😀
well ibu prih emang pinter buat kombine koper dan tas kecil saat bertraveling sehingga memudahkan dan nyaman, dan tas kosong biasanya khusus buat oleh oleh 😀
i’m prefer ransel bu.*lah sapa yang nanya?
apa kabar ibu prihku… ?
_____
#Pastinya yang hijau cantik buat peri hutan.
#Kombinasi yang nyaman dan aman buat orang tua aja Jeng Wiend hehe
#Gendong ransel tangan jadi bebas gerak
#Terima kasih, salam kangen buat peri hutan Jeng Wiendtje sayang…
hihihi ada koper tahu bakso. Itu tas kembang kempisnya praktis juga ya, kalo nggak dipake tinggal dilipat aja. Pengalaman kalo pulang ke rumah ortu, bawaan cuma sedikit eh pas baliknya bawaan jadi dua kali lipat, dibawain sayur2 dll sama ortu 🙂
____
Kegembiraan ortu membawakan sesuatu bagi anak cucu ya Jeng. Iya setelah pakai tas tinggal diangin-anginkan lalu lipet lagi deh.
Salam hangat
Iya benar Mbak Prih, tas selempang rasanya lebih cocok untuk kita-kita traveler sepuh. Hanya saja kalau bawa camera besar mesti nambah satu lagi, tas camera. Kalau dimasukan ke dalam tas selempang ditanggung sampai rumah cameranya gak bisa dipakai lagi. Karena itu lah saya masih gembol ransel, demi camera hehehe…
____
Nah ini penyesuaian demi kenyamanan ya Uni Evi, Uni belum masuk kelompok sepuhlah. Beneran kan gendong ransel untuk kamera dll. beban terbagi di punggung membuat bahu bebas.
Kalau kamera saku cukuplah nyempil di tas selempang kami hehe.
Salam traveler [halah kadang-kadang pergi saja] sepuh