Teduhnya Pohon Bodhi
Sosoknya tinggi sekaligus besar melebar, berdiri anggun di depan pagoda Avalokitesvara, Vihara Buddhagaya Watu Gong, Semarang.
Mengamati percabangan bawahnya, betapa elok…meliuk hampir mendatar seolah membentuk payung tempat bernaung. Tak heran bila Sang Sidharta Gautama bertahan bertekun bersemadi di bawahnya di kota Bodh Gaya, India hingga menerima pencerahan atau Bodhi dan kemudian menjadi panutan rohani sebagai Gautama Buddha. Sebagai perekatnya pohon ini dinamai dengan pohon Bodhi alias sacred fig, dikenal pula sebagai pohon Bo, dengan nama ilmiah Ficus religiosa. Dapat dijumpai pada hampir seluruh bangunan keagamaan Budha, semisal di Candi Borobudur, Vihara Buddhagaya Watu Gong.
Mari tengok daunnya. Tanaman yang selalu menghijau ini memiliki daun dengan bentuk yang unik yaitu hati yang ujungnya seolah berekor panjang, hati yang semakin meruncing lurus, kedalaman tiada batas.
Dari tangkainya, buah lebat melekat….aneka ukuran, aneka tingkat kematangan. Wujud buahnya mirip dengan buah Ara atau buah Tin saudaranya sesama kelompok fig.
Menikmati semilir angin di keteduhan pohon Bodhi menetes setitik pencerahan keteladanan, hidup harus berbuah seberapapun ukurannya, buah yang ditopang oleh daun hati yang meruncing hasil tempaan ‘mesu ati’ mengasah hati, dahan yang mengepak melebar memberi kesejukan sesiapa tanpa memandang rupa seraya puncak pohon tetap bertumbuh ke atas mengarah ke sang surya sumber energi kehidupan utama.
Apalagi sambil menikmati keagungan bangunan Pagoda Avalokitesvara yang bertingkat tujuh ini, yang arsitekturanya mengingatkan pada Temple of Heaven di pesona Negeri Tirai Bambu, mau singgah sejenak…..
Pohon ini, cocok kalau di lapangan, tapi kalau di dekat tembok rumah, sepertinya riskan. Bisa jebol tembok karena akarnya yang kuat
Betul. Di tempat lapang sehingga akar dan tajuknya bebas bergerak. Terima kasih sudah singgah.
Eh busyet, cabang nya daa di bawah2 gitu yaaa #Unik
___
cabang jadi peneduh ya, awas kesundhul saat berdiri
Pohon bodhi memang bisa memberikan keteduhan karena percabangannya melebar, pas banget dengan semangat Sang Buddha yang ingin mengayomi semua orang ya Bu
___
Terima kasih Pak Krish tambahan sifat mengayomi dari pohon bodhi ini.
Selamat terus berbuah
Peneduh halaman kadang menarik untuk ditelisik lebih jauh ya.
Apalagi kalau buahnya bermanfaat…
____
Selalu menarik menelisik lebih lanjut Jeng Zee, bagi tukang kebun yah pohon yang jadi obyek telisik …..
rasanya pohon bodhi ini udah banyak juga jadi peneduh, mula2 kusangka pohon elo tapi bentuk buahnya beda
melihat keduanya di tempat yang agak berdekatan baru sadar mereka berbeda,
akhirnya tau juga ini namanya pohon bodhi, trims sharingnya mbak
____
Saudaraan sesama Ficus ya Mbak.
Terima kasih saling berbagi amatan
Sidharta dulu semedi di bawah pohon seperti ini ya Mbak Prih. Memang coxok untuk berkontemplasi di sini, di bawah rantingnya yg teduh dan batangnya yanh kokoh, memberi perlindungan sempurna 🙂
___
Senada dengan perlambang pohon beringin ya Uni Evi.
Salam
buahnya boleh dimakan kah bun?
__
Ada pustaka yang menyatakan bisa namun ada juga yang tidak Jeng, saya kurang tahu
Pohonnya bisa tumbuh melebar begitu ya? Indah sekali. Pasti sudah tua sekali umurnya. Masih sesaudaraan dengan pohon beringin ya dik Prih ?
___
Iya Mbak masih saudaraan sesama genus Ficus ya
Kalau melihat tahun berdirinya Vihara th 1957, tentunya pohon ini juga sudah cukup tua
Bagus nih pohon untuk peneduh di halaman.
Yang merah-merah itu apanya, ya?
___
Kurang tahu namanya nih Uda, semacam pita merah melambai, simbol kebahagiankah atau yang lain
Salam