Sayuran Daun Fenomenal
Sayuran teracik dari buah (jipan, terong, tomat), daun (bayam, sawi, kangkung), bunga (bunga pepaya, bunga kol, brokoli), batang (rebung, batang brokoli, asparagus) maupun umbi (wortel, lobak, kentang). Sayuran daun berikut cukup fenomenal (minimal menurut saya pribadi), tersedia di pasaran namun sangat jarang masuk dalam putaran menu keseharian.
Sayur Daun Genjer
Genjer (dibaca gènjèr) ada pula yang menyebut paku rawan (Limnocharis flava) meski bukan anggota keluarga paku-pakuan, merupakan tumbuhan rawa yang banyak dijumpai di sawah maupun perairan dangkal. Di pasar tradisional Salatiga genjer cukup sering dijumpai dan berasal dari tepian Rawa Pening. Mbak Im di rumah memasaknya menjadi oseng-oseng cukup pedas. Entah mengapa sayuran daun genjer ini dilekatkan pada strata masyarakat ‘miskin’, hingga naas lagu rakyat genjer-genjer sempat dilarang pada masanya karena diindikasi propaganda partai terlarang. Terlepas dari issue politik, saya pribadi melihat sayuran genjer sebagai bagian dari kedaulatan pangan, wujud kemandirian masyarakat dalam pemenuhan sumber pangan sayur. Andai saja ada pelopor yang memasukkan sayuran daun genjer ke supermarket, mengolahnya jadi masakan ala hotel berbintang, pastinya si genjer akan tampil molek. Namun saya lebih suka biarlah si genjer tampil apa adanya asal tidak disiya-siya.
Sayur Daun Adas
Daun adas memiliki penampilan khas dhiwut-dhiwut mirip rambut gimbal. Tumbuh subur di daerah pegunungan, daun adas dari daerah Kopeng menjadi pasokan di pasar sekitar Salatiga. Mengenal sayur daun adas pertama kali saat menyusui Mbarep, direkomendasi oleh bidan sebagai pelancar ASI, dan sukses menolaknya karena aromanya yang cukup menyengat lalu beralih ke sayuran daun katuk yang lebih ramah aroma. Ibu-ibu memasaknya sebagai bobor daun adas ataupun cukup dimasak lalu dicocol dengan sambal trasi-tomat, atau sambal kelapa urap maupun pecel. Kini sesekali menyantapnya dalam racikan nasi jagung, urap (plus sedikit daun adas) dilengkapi peyek teri, nyam…nyam…
Sayur Daun Jipan/labu siam
Petani sangat mengenali bagian dari tumbuhan jipan/jipang/labu siam (Sechium edule) yang menopang pertumbuhan buahnya, dan memotong bagian pucuk tertentu yang hanya akan menyedot makanan tanpa menghasilkan buah yang berarti. Lebih piawai lagi, mereka mengikat pucuk hasil wiwilan tersebut dan menjualnya sebagai bahan sayuran yang kini tak hanya mampir di pasar tradisional, beberapa pasar swalayan memajangnya tampil eksotis diantara dagangan yang lain. Bobor daun jipan yang paling sering ditemui, santan encer, irisan tempe, rasa kasap dari bulu-bulu halus pucuk jipan berpadu dengan aroma bumbu kencur dan ketumbar, hmmm sedapnya. Buah labu siamnya menjadi bagian dari putaran menu keseharian kami saat hasil pemeriksaan lab kurang ramah bagi kesehatan dan disarankan mengurangi konsumsi sayuran hijau.
Masih banyak kekayaan alam yang bisa didayagunakan sebagai sumber pangan tanpa harus meningkatkan tekanan beban kepada alam. Keprigelan ibu-ibu pemangku bunga Desember untuk mengolahnya menjadi sajian keluarga. Selamat bereksplorasi
Wah ketiga jenis daun yang dibahas bu Prih kali ini belum satupun aku coba nih Mbak meskipun namanya sudah gak asing lagi
____
Memunculkan alternatif muatan lokal penanda aneka sumber pangan saja Pak.
jadi pengen oseng-oseng genjer yang dicampur teri….yum yum 😀
___
Renyah genjer, asin teri sedikit pedas ya…
semua yang disebut diatas aku belum pernah nyobainnn 😀
makasih infonya mbak, kunjungi blog ku ya di http://seo-paper.blogspot.com/2014/12/metland.html
____
untuk nambah info saja. Trima kasih
ini sih genjer mbak. kesukaan saya hehehe
tpi sekarang sudah punah ditempat saya. jadi gak pernah makannya lagi hehe
___
Genjer yang menyebar di banyak tempat ya, cukup tersedia di daerah persawahan
Genjer dan daun labu siam… saya belum pernah makan. Dulu sering makan oblok-oblok dari daun lembayung.
Kalau dari tanaman adas, Inggrisnya adalah ‘fennel’ (Foeniculum vulgare), disini selain bijinya untuk bikin acar/pickles, juga dipakai daun dan bonggolnya (umbinya). Daun sering untuk membumbui masakan dari ikan dan bonggolnya bisa mentah untuk salad, bisa juga dipanggang atau ditumis.
____
Oblok-oblok mbayung, kelapa muda sedapnya.
Maturnuwun Mbak, ooh ternyata bonggol fennel itu bonggol adas ya dan begitu banyak ragam fungsi untuk masakan. Adas yang multi guna….
Belum pernah nyicip daun Adas. Tapi kalo genjer dan jipan aku suka. Tapi ya gitu, susah dapetinnya. Hiks
____
Memang bukan sayuran yang umum ya Mbak. Daun adas di pasar kota kami cukup banyak, pelanggannya pedagang pecel, dengan rasa sengir menyengat…
daun jipang itu direbus aja enak mbak..sekalian dengan buahnya yg masih muda ..khas di kampung kami banget
genjer pernah makan, hanya daun adas yg belum pernah mbak
____
Kami siapin daun adas di Salatiga, Mbak….
Lalapan jipang muda rebus terasa manis dicocol sambal ya…
daun adas itu khas salatiga banget, Mbak Prih… dimasak bersantan… yum! kalo bule lebih suka bonggol fennel nya..
___
Jeng Raras bisa mencicip bobor daun adas? khas banget ya..
Saya googling bonggol fennel, semacam sawi ya, belum pernah jumpa
Salam hangat tuk Widya
Note: bonggol fennel adalah bonggol adas (catatan dari Bu Lois)
tumis genjer enak itu mba. tapi yang lain belum pernah coba saya.
____
Loh Ryan sudah mencicip tumis genjer….melengkapi aneka makanan khas budaya lokal
Mbak Prih mesti tanggung jawab nih, perutku langsung bunyi-bunyi melihat bobor daun jipan itu…
___
Tepat waktu sajian makan siang ya Uni Evi….