Tag
acrobatic show, Beijing, Bird nest, bunga Tibet, Danau Shichahai, istana musim panas, jalan sutera, Kota terlarang, negeri tirai bambu, Temple of heaven, Tian an men
Pesona Negeri Tirai Bambu (1)
Bersama kelompok sahabat kebun sebelah melongok ke kebun berpagar bambu dan singgah sejenak di kampung lumpur ini ini dia coretan ringan….
Day 1 Kamis, 17 April 2014
Perjalanan sangat panjang dari Salatiga pk 07.15 menuju ke Yogyakarta, menumpang akang AA berbaju lucu jelang tengah hari menuju LCCT KL. Menjelang senja kembali ikut AA yang lain menuju kebun bambu, dan Jumat 01.15 hai Beijing daku berkunjung…. Melepas lelah di D*J*T* Int Hotel…..
Day 2 Jumat, 18 April 2014
Selamat Jumat Agung …sapaan awal di pagi hari. Pergerakan berawal di titik nol kilometer, pusat Kota Beijing, alun-alun Tian An Men terkaget dengan lautan pengunjung menguak kenangan sekatenan di masa kecil. Menyeberang jalan menuju kawasan kota terlarang terkenang kemegahan dinasti penguasa pada zamannya. Kawasan sangat kaya seni budaya yang menjadi situs resmi warisan dunia versi UNESCO, terpesona dengan large stone carving dan wangi peony di imperial garden.
Usai makan siang, menikmati semilir angin danau di kawasan Shichahai Lake, danau buatan yang menjadi bagian AC alami menguapkan kesejukan. Menikmati kopi di ‘warung’ sepanjang tepian danau di sore hari usai kerja sambil menikmati matahari tenggelam pastinya elok sekali.
Lanjut menuju Taman Tiantan a.k.a. Temple of Heaven yang kesohor…Arsitektura bangunan yang melingkar, semakin mengerucut ke arah puncak dengan presisi dan akurasi sangat tinggi. Sebagai persemayaman Dewa Langit, nuansa biru menjadi penciri utamanya. Perhatian tukang kebun tersedot pada lapang, hijau, rapih pada tetamanan di pelataran luar. Aktivitas bongkar taman, pemeliharaan menjadi bagian dari atraksi wisata. Taman yang sangat ramah bagi para warga, saat kunjungan kami sekelompok lansia sedang olah raga sore segarnya….Pada selasar panjang menuju pintu masuk, kelompok demi kelompok pemain mahyong sangat asyiik tak terganggu dengan lalu lalang pengunjung.
Menutup rangkaian perjalanan hari ini dengan kelincahan, keseimbangan di acrobatic show yang mengundang decak kagum.
Day 3 Sabtu, 19 April 2014
Sejuknya musim semi tak mampu mengurangi kehangatan minat berbelanja aneka produk sutera dari Ying Feng Home Textile. Jalan Sutera….dari ulat,daun murbai, kepompong, kupu-kupu nan cantik. Dan manusia memotong jalur metamorphose ini di bagian kepompong. Mengalih bentuk menjadi aneka produk lembut, dingin sejuk dengan harga yang sepadan. Bed cover, bantal aneka bahan dan busana jadi menjadi bagian dari pampasan yang diusung rombongan nah pesanan menambah bagasi dimulai…
Summer Palace (istana musim panas) menjadi tujuan berikutnya. Ah Fung pemandu lokal menjelaskan suhu kota Beijing di musim panas sangat menyengat, untuk dapat tetap bekerja keras demi kesejahteraan rakyat, Kaisar memerlukan fasilitas bekerja yang memadai. Dibangunlah Istana musim panas di daerah pegunungan dengan konsep ekologis mencengangkan pada zamannya. Membangun danau buatan (danau Kunming) penadah hujan sekaligus penguapannya mampu mendinginkan wilayah bak AC alami. Jembatan seventeenth arch bridge yang eksotik menghubungkan daratan dengan longevity hill di tengah danau. Pada saat kunjungan longevity hill sedang mengalami renovasi. Istana ini juga menyandang gelar situs warisan dunia dari UNESCO. Kebersihan lingkungan seputaran danau layak dipujikan, secara berkala petugas kebersihan ‘memungut sampah’ buah karya pengunjung yang kurang tertib.
Memasuki ruang bernuansa merah jambu, kami dilayani pijat kaki setelah berendam teh bunga Tibet sebagai sarana detoks. Sayangi kaki kiri Anda….beri perhatian lebih karena salah satu titik simpul yang berkenaan dengan jantung berada di kaki kiri…pesan sinshe. Saya mendapat kesempatan diperiksa garis tangan, sinshe Tibet dengan nada tinggi menyentak melalui penterjemah bertanya usia dan frekuensi minum obat. Lalu menjelaskan dampak minum obat terhadap kinerja ginjal dan munculnya flek di wajah. Penawaran penanganan lanjut dan obat ditampik halus. Beberapa sahabat menikmati sesi lanjutan dan pulang menjinjing aneka obat. Tong ren tang, Bao shu tang, Jade, silk, pearl dan teh menjadi bagian dari mandatory shopping untuk wisata negeri tirai bambu ini. Jamu Indonesia khasiatnya juga sudah kawentar (mari disurvai berapa banyak peserta tur yang berbekal jamu tolak angin….) seandainya bersama batik dan industri lain berbasis kekayaan alam setempat menjadi bagian dari industri pariwisata….sehingga slogan INTANPARI terwujud.
Bila Bandara Soeta terkenal dengan rancangan cakar ayamnya, Beijing memiliki sarang burung (bird nest) raksasa yang ngejawantah pada Beijing Olympic Park yang mulai digunakan pada tahun 2008 menjadi ikon Beijing sekaligus bagian dari 10 bangunan unik di dunia. Yah kami hanya berfoto dari luar dan di salah satu sudutnya tersedia aneka pilihan cindera mata dengan harga terjangkau tanpa menawar. Lah mulai ada yang menggeret koper fiber sebagai oleh-oleh sekaligus wadah belanjaan…
Saatnya menikmati minum teh sore hari. Dr. Tea menjadi jujugan kami, upacara minum teh, teh fermentasi terbatas hingga fermentasi sangat lanjut diperagakan. Atraksi ritual penyajian minum teh seukuran mangkuk minipun bisa dijual dalam kemasan wisata. Mari lanjut wisata teh kemasan…
Sudah lelah? Malam ini kami menuju ke B*L*Int Hotel. Kami berbenah dulu ya, disambung pada coretan berikutnya……
Ping-balik: Teduhnya Pohon Bodhi | RyNaRi
Ping-balik: Ngeteh Yook…. | RyNaRi
speechless……….
betapa banyak kata dan kalimat dari gambar2 yang diletakkan serasi di kebun asri ini, Ry
lagi lagi….aku harus berkata : Nikmat apa lagi yang kau dustakan?
Luar biasa …
karya Ilahi membuat kita selalu merenung, mensyukuri selagi menikmati makanan mata dan hati…
*masih menunggu kisah peri kebun yang indah utk jiwa 🙂
salam
___
Bunda Uni Ly…dududuh belajar banyak dari bunda tetap menata jiwa dalam syukur
Tarimo kasi Bundo…
Omaga itu pesawat AA kok lucu banget ada gambar2 nya 🙂 blm perna liat yg begitu …
___
Kaget juga dengan penampakan badan si AA yang rame gambar shg niat motonya. Salam
hebat euy, hari kedua kasurnya masih rapi gitu 🙂
____
Rapi Jeng Naniek karena hari pertama dihabiskan di perjalanan…so menikmati kasur sudah di kari kedua hehe..difoto dulu sebelum dibreki awak…
Mbak Priiihhh…bersihnya minta ampun ya!
Selalu kagum dengan tempat wisata umum yang indah dan bersih…kebayang deh gimana nyamannya wisatawan yang berkunjung kesana 🙂
Jadi, pijat kaki kirinya sudah ya?
Jadi pengeeen mbaaakkk…
___
Diajeng, rumput tetangga nampak lebih hijau…
Ada juga koq bagian-bagian yang bikin kita pengunjung huek eneeegg
Selalu terngiang gerakan pungut sampah yang Jeng Irma teladankan. Salam
bunga tibet mirip kayak bunga tulip ya Mbak
___
Dari gambar serupa ya Jeng Chi, saya masih googling untuk dapat rincinya.
Kapan aku bisa kayak Mbak Prih yaa…ngiler thok Mbak aku…hiks !
___
Weleh Jeng Lies tinggal ‘miber’ seperti waktu ‘ngidul’ kemarin toh…