Tag

, ,

Semalam di Blimbingsari

Kan kuingat di dalam hatiku, betapa indah semalam di Blimbingsari ….
Pukul 17.01 WITA 21 Juni 2013, ibu dan saya memasuki gerbang desa Blimbingsari, disambut dengan sangat ramah oleh Bapak Wayan Nyatriyanta beserta ibu di depan bangunan gereja Pniel dan diantar untuk bermalam di Wisma Tamu Panti Asuhan Widya Asih II. Istirahat malam di suasana asri alam Blimbingsari memulihkan kembali tenaga, saat ayam berkokok bersahutan kamipun beralih ke alam jaga. Mendung pagi sedikit menghalangi pandang fajar dari arah Taman Nasional Bali Barat namun tak merintang cerecet burung teman jalan pagi menikmati suasana desa yang sungguh sangat rapi, bersih dengan sapaan ramah penduduk Blimbingsari. Hujan lumayan deras menyambut rombongan dari Salatiga yang hadir kemudian di pagi itu, menikmati mandi, santapan hangat di Panti Asuhan, menyegarkan peserta dengan rentang usia 1 digit hingga menjelang ¾ abad.

Desa Wisata Blimbingsari rapi asri

Desa Wisata Blimbingsari rapi asri

Blimbingsari, tanah perjanjian bagi jemaat Pniel…..Tahun bermahkotakan kebajikan… menjadi santapan dalam ibadah syukur yang dilayankan oleh Ibu Pendeta di GKPB Blimbingsari ini. Paparan sejarah dan perkembangan gereja jemaat serta pemaknaan beribadah bersama alam semesta melalui simbolisasi arsitektura bangunan unik disampaikan oleh anggota majelis gereja.

GKPB Blimbingsari 1

GKPB Blimbingsari Jemaat Pniel (tampak depan dengan gerbang utama dan bale kulkul di bagian kiri depan)

GKPB Blimbingsari 2

GKPB Blimbingsari (pelataran depan-prasasti pengakuan bahwa Blimbingsari adalah tanah perjanjian – The Promise Land)

GKPB Blimbingsari 3

Undhakan menuju gerbang merah kembar, gapura dengan relief Candi Bentar (merah perlambang karunia pertobatan)

GKPB Blimbingsari 4

Bale Kulkul nampak dari pelataran tengah (bunyi kentongan atau kulkul pertanda panggilan beribadah bagi warga – akulturasi dari Banjar Desa dan Pura)

GKPB Blimbingsari 5

Ruang Ibadah, bubungan tembus pandang, bangunan tanpa dinding, beribadah bersama alam semesta, manusia sebagai mitra Sang Pencipta dalam memelihara keutuhan semesta

GKPB Blimbingsari 6

Altar berlatar taman dengan air mengalir dan simbol tongkat Musa, mimbar dan payung Bali, masyarakat Bali bagian dari umat pilihan Tuhan

Desa Wisata Blimbingsari
Desa wisata Blimbingsari menyuguhkan aneka sajian mulai dari keindahan alam, wisata budaya maupun wisata religi. Saat kami berkunjung 1 rombongan besar turis dari aneka Negara dengan dominansi asal Perancis bersama kami. Bagi penggemar kegiatan alam, desa ini persis dipinggang bukit yang menjadi kawasan konservasi Taman Nasional Bali Barat dengan satwa andalannya Jalak Putih, kegiatan hiking tentunya sangat menantang. Kegiatan agrowisata sawah, aneka tanaman keras dalam formasi kebun campuran yang berwawasan ekologis. Aneka kegiatan budaya dari belajar tari, alat musik jegog khas Jembrana. Untuk akomodasi tersedia home stay merasakan tinggal bersama keluarga masyarakat Bali yang dikelola oleh Komite Pariwisata Blimbingsari

Menuju desa BlimbingsariDari arah Barat, setelah Gilimanuk, memasuki kecamatan Melaya, belok ke kiri memasuki desa Melaya lalu desa Blimbingsari. Dari arah Timur, memasuki Kabupaten Jembrana, Negara ibu kota Kabupaten, Melaya, belok ke kanan. Carter mobil dari bandara juga sangat mudah sekitar 3-4 jam perjalanan dengan pemandangan alam yang memukau dengan beaya Rp 450 000,-

Untuk informasi lebih lanjut:
Komite Pariwisata Blimbingsari
Gedung Niti Graha, Blimbingsari, Melaya, Jembrana 82252 Bali Indonesia
Email: blimbingsari@yahoo.com
Contact person: Gde Sudigda (081936442540); Wayan Murtiyasa (081547240571-081513000126)