Gunungan Gendul
Gendul atau botol tempat cairan semisal kecap, sirup, softdrink dahulu terbuat dari bahan kaca/beling yang kini banyak beralih ke materi plastik. Suatu pagi melihat gendul alias botol plastik bekas air kemasan menggunung di halaman kebun, sementara seorang petugas sedang nangkring di atas plagrangan tangga mengerek rangkaian gendul yang diulurkan oleh rekannya dari bawah. Sedang mengisi rangka gunungan begitu para petugas menjelaskan. Dan inilah tampilan gunungan gendul setinggi belasan meter yang tercatat oleh MURI setelah memecahkan rekor gunungan sebelumnya.
Gunungan gendul sebagai pengingat diri bahwa manusia merakit teknologi, memanfaatkannya dan senantiasa bersiaga dengan pengelolaan limbahnya. Pemasyarakatan prinsip 3 R (reduce, reuse dan recycle) secara terus menerus secara apik tanpa harus menakut-nakuti. Tidak perlu begitu antipati dengan plastik karena manusia memerlukannya dan ada aneka jenis plastik dengan spesifikasinya masing-masing. [sesaat sahabat amati gadget yang dipegang sewaktu membaca postingan ini, bukankah komponen plastik juga mewarnainya]
Nah yang lebih menarik perhatian saya adalah perwujudan gunungan ini, mengapa? Mari berguru pada alam di blog satunya tentang makna gunungan gendul….. Salam
Gunungan Gendul sebagai pengingat gerakan ramah lingkungan ya bu Prih …
___
Tepat sekali Mas Hind, bagian dari aneka upaya gerakan cinta lingkungan. Salam
Gendul.. sudah lama tak mendengar kata ini.. 🙂
kreatifitas yang bisa mensosialisasikan 3R.. patut diacungi jempol !
____
Hehe promosi gendul, iya Jeng kadang kita harus mengemas pesan dalam balutan spektrakuler, meski kadang pesan tidak terbaca seolah tertutup oleh glamor rekor. Salam
Diliat sekilas, gak nyangka kalo terbuat dari botol plastik ya bu. Walo sampah, tapi tetap terlihat cantik juga 🙂
___
Iya Jeng Lis, kemasan pesan pengelolaan limbah dalam rangka cinta lingkungan. Salam
Keren sekali Mas …
___
Terima kasih ….
ya harus ada memulai menjaga lingkungan hidup. 3R bisa jadi salah satu solusi. kalo gak mulai hari ini menjaga lingkungan, kapan lagi, apalagi dg seni gunungan gitu. salam dari http://bit.ly/12yqKw8
___
Terima kasih kunjungannya, mari bersama menjaga lingkungan. Salam
Kita menciptakan teknologi untuk mempermudah hidup, tapi berpikirnya baru sebatas memenuhi kebutuhan ya Mbak Prih. Belum sampai kepada bila kebutuhan telah terpenuhi, mau kita apakan sisa teknologi yg sudah tak terpakai..Membuat gunungan hanya solusi sesaat. Begitu gunungannya jelek toh nanti harus dirubuhkan agar tak mengotori pemandangan. Tetap saja akhirnya kalau tak dibakar yg akan menghasilkan racun, yah ke tanah. Nah semoga generasi setelah kita menemukan plastik ramah lingkungan ya..
___
Bagian dari siklus iptek ya Uni Evi
Sudah ada plastik biodegradable Uni, namun harganya masih cukup mahal
Selalu ada dan butuh inovasi peningkatan penopang kehidupan dan lingkungan. salam
saya kira gunung gundul..
tapi pemanfaatan plastik bekas untuk sebuah karya patut diapresiasi..
salam kenal
___
Terima kasih salam kenal juga, utamanya bagaimana meminimalkan dan mengelola limbah ya.
setuju bu.. bagus dari segi estetika dan cinta lingkungan
____
Suka dengan istilah mama Hilsya memadukan estetika dan sayang lingkungan. Salam
pemanfaatan kembali sebagai benda seni purna pemakaiannya ya Bu Prih… Sungguh upaya yang sangat kreatif.
___
Suka istilah Jeng Ade, benda purna pakai. Berbekal budaya lokal sebagai pengingat pengelolaan yang ramah bagi lingkungan. Salam
wah kreatif..sekilas jg gk keliatan kl itu dr botol2 bekas ya mb 😀
____
Kreativitas pengingat pengelolaan limbah yg bersendikan budaya lokal. Terima kasih Jeng Enny berkenan singgah. Salam