Hai … aku Siska …
Postingan kali ini tentang Siska, sosok berkulit coklat muda cerah seelok madu, bertungkai ramping panjang melenggak-lenggok gemulai di karpet hijau.
Yap akulah SISKA (Sistem Integrasi Sapi – Kelapa Sawit). Program ini diinisiasi oleh PemProp Sumatera Selatan sejak tahun 2008 yang bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi Sumsel yang selaras dengan target nasional dengan mengoptimalkan berbagai sumber daya yang bisa saling mendukung. Dikembangkan berdasarkan konsep LEISA (Low External Input for Sustainable Agriculture) dengan cara limbah kebun pabrik kelapa sawit menjadi pakan ternak dan kotoran sapinya menjadi pupuk di kebun.
Daging sapi merupakan salah satu dari lima produk strategis nasional bersama padi, jagung, kedelai dan gula yang ketersediaannya belum memadai dan potensial menimbulkan gejolak. Semisal memasuki bulan puasa harga daging sapi akan meningkat. Penggemar daging sapi bersifat universal dalam sajian kuliner mulai dari steak, bestik (loh sama kan), empal, dendeng (postingan TdRM bertebaran dengan dendeng), rendang yang endang nendang, rawon, sate dll.
Catatan: bila ada kesamaan nama tokoh mohon maaf bukanlah kesengajaan, hanya kebetulan belaka. Siska manakah yang sahabat kenal?
Siska memang cantik dengan bulu mata nan lentik 😀
Semoga usaha ini berhasil mencapai sasaran 🙂
___
Semoga ya, lestari siska ….
Wah, Siska itu nama kakak saya hehehe…
bagus ya sistemnya… mengurangi pupuk buatan/kimia juga…
___
Waduh nuwun sewu nyuwun pangapunten Jeng Nana katur keng mbakyu …..
Idenya optimasi sumberdaya dan mengurangi input dari luar sistem, trimakasih Jeng.
haha…saya kira Siska yang mana…. tapi bagus juga nama programnya bu… salam kenal, Siska… 🙂
___
Terimakasih, begitu titipan siska Jeng …