“Secukupnya”
Tawaku lepas saat tanganku bebas menggapai angkasa, kakipun bebas menjejak bumi……. Terpaan angin pun sengatan matahari membuatku semakin kuat berakar membumi, menengadah ke angkasa, dan semarak dalam persaudaraan ekosistem.
Senyumkupun tetap ceria saat aku harus indekost bersama putih ungu dalam gentong …….
Akupun tetap menghias dengan iklas saat dalam gelas ……..
Akupun tetap mesem di rumah balsem bersama keluargaku.
Bagaimana dengan sukacita dalam dalam rumah keluarga, kubikel bersama teman 8 jam maupun taman lingkungan kemasyarakatan sahabat?
Nyaman sekali kalau melihat yang indah2 seperti ini 🙂
———
Terimakasih Uda, keindahan dan kenyamanan bumi yang perlu dilestarikan. Salam
“Secukupnya” adalah kata yang paling pas…
Banyak bisa kurang, sedikit bisa cukup…
———–
setuju pak, ayem yakin ‘tercukupi’…..
yang dalam rumah balsam itu untuk penelitian Mbak?
———
Betul Eda, penelitian teman kebun
cantik banget bunga putih ungunya….
——–
trimakasih